Dihantui Omicron, 1 Juta Warga India Malah Siap 'Berendam Bersama' di Sungai Gangga
AFP/Prakash Singh
Dunia

India siap menyelenggarakan festival keagamaan Gangasagar Mela, di mana diperkirakan 800 ribu sampai 1 juta umat Hindu akan melakukan sejumlah ritual termasuk berendam di Sungai Gangga.

WowKeren - Tahun lalu, India langsung dihadapkan dengan ledakan kasus COVID-19 varian Delta setelah menggelar upacara keagamaan di Sungai Gangga. Namun "tsunami" COVID-19 yang membuat porak-poranda itu tampaknya tidak menghalangi India untuk mengizinkan agenda serupa kembali digelar dalam waktu dekat.

Setidaknya 1 juta warga Hindu India diprediksi berkumpul di badan Sungai Gangga pada Jumat (14/1) dan Sabtu (15/1) untuk ritual penyucian diri. Padahal pada Selasa (11/1) hari ini saja India mencatatkan 168.063 infeksi baru COVID-19, melonjak 20 kali lipat dibandingkan angka kasus harian bulan lalu.

Selain itu, sekitar seribuan umat Hindu sudah berkumpul di lokasi ritual keagamaan tahunan di Sungai Gangga di sebuah pulau di sisi timur Bengal Barat. Padahal negara bagian ini menjadi penyumbang terbesar kedua COVID-19 India setelah Maharashtra.

"Kerumunannya mungkin antara 800 ribu sampai 1 juta," ungkap Bankim Chandra Hazra, salah seorang menteri di Bengal Barat yang bertanggung jawab dalam mengatur pelaksanaan agenda Gangasagar Mela kepada Reuters. "Kami memastikan pelaksanaan semua protokol COVID-19."


Salah satu langkahnya adalah dengan menyiapkan percikan air suci menggunakan drone demi mengurangi kemungkinan kerumunan untuk berendam bersama di badan sungai. "Tetapi sadhus (petinggi agama Hindu) bertekad untuk berendam, kami tidak bisa mencegah mereka," sambung Hazra, dikutip pada Selasa (11/1).

Demi mengantisipasi lonjakan kasus positif juga, Pengadilan Tinggi Kalkuta turut mendesak semua umat yang mengikuti upacara agar melakukan tes COVID-19 terlebih dahulu. Hal ini sekaligus merespons kekhawatiran para tenaga kesehatan soal festival yang bisa menjadi "super spreader" COVID-19.

Meski demikian, belum diketahui pula berapa banyak umat yang bisa dites COVID-19 dalam beberapa hari ke depan lantaran waktu pelaksanaan yang sudah begitu sempit. Sementara itu, para ahli kesehatan meminta pengadilan untuk membatalkan izin pelaksanaan festival tahun ini.

Kecemasan serupa turut disampaikan oleh Dr Bhramar Mukherjee dari University of Michigan, Amerika Serikat. "Ini bencana," tegas sang guru besar bidang epidemiologi singkat.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru