Nama Doddy Sudrajat kembali jadi bahan perbincangan. Ayah dari Vanessa Angel tersebut lagi-lagi disorot terkait munculnya sebuah akun TikTok atas namanya.
- Ria Susilo Wardhani
- Selasa, 18 Januari 2022 - 15:55 WIB
WowKeren - Setelah kegaduhan di rumah Haji Faisal, Doddy Sudrajat ayah Vanessa Angel menolak sesi wawancara. Ia cuma sekedar mengklarifikasi kedatangannya demi menemui Gala Sky sang cucu.
Ia menegaskan murni ingin mengajak Gala jalan-jalan bersama Mayang dan Chika. Ia sudah kapok melayani sesi tanya jawab yang kadang membuatnya digoreng media.
Sayangnya meski Doddy memilih bungkam, netter masih usil pada suami Puput itu. Netter rupanya kepo soal dugaan Doddy membuat akun TikTok. Selain membahas kebenaran hal itu, netter juga bergunjing soal nama akun TikTok diduga milik Doddy tersebut.
"Ikut2an pak haji... Pake 69...😍," seru netter. "Salfok nama akun 69 new real," ujar netter. "🔥 69 🔥 semua jg pada faham😂😂😂," ujar netter.
Sejauh ini, tak diketahui apakah itu akun asli milik Doddy. Yang pasti, Mayang dan Chika mengaku sang ayah bisa terhibur jika diajak main TikTok.
"Daddy itu selalu berusaha nyembunyiin sakitnya lho, di depan kita itu mereka selalu bertingkah konyol, ketawa-ketawa," kata Mayang dan Chika. "Lihat dari raut mukanya gitu lho, kalo lagi sedih atau banyak pikiran aku bisa baca sih, walaupun ketawa, di matanya tetap kelihatan gitu. Kita sering ajak TikTok-an bareng sih sebenarnya."
Sementara itu, istri Doddy, Puput Sudrajat, kabarnya sedang murka karena merasa difitnah. Puput buka suara setelah beredar kabar soal dugaan ganti nama asli.
Disisi lain, sosok dari masa lalu Vanessa juga mendadak muncul. Pria yang akrab disapa Profesor Bambang itu rupanya mengaku sudah menasihati Doddy terkait kegaduhan yang terjadi.
"Sejak awal saya selalu menyarankan untuk menempuh jalur kekeluargaan. Menghindari perseteruan, kalau bisa dikecilkan permasalahan ini, jangan dibesar-besarkan," seru pria yang dihormati Doddy sebagai guru spiritual Vanessa itu. "Kalau bisa secara pribadi berdamai, kenapa harus melibatkan banyak orang, apalagi lembaga-lembaga negara."
(wk/riaw)
