Imbas 'Kelangkaan' Minyak Goreng, Sejumlah Agen Tutup Lapak Hingga Pedagang Batasi Pembelian
Nasional

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan kebijakan soal Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng. Namun pihak pedagang mengaku tidak mengetahui hal tersebut, termasuk dalam mendapatkan pasokan minyak goreng murah.

WowKeren - Seperti yang diketahui, sebelumnya, pemerintah telah menetapkan kebijakan harga minyak goreng nasional. Adapun Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng itu sendiri ditetapkan mulai dari Rp11.500 per liter untuk minyak goreng curah.

Kemudian HET minyak goreng kemasan sederhana mencapai Rp13.500 per liter, lalu untuk minyak goreng kemasan premium, HET mencapai Rp14.000 per liter. Meski pemerintah telah memberlakukan kebijakan HET, namun di lapangan masih ditemukan sejumlah masyarakat yang mengeluhkan harga yang lebih tinggi.

Di sisi lain, pedagang minyak di pasar sebelumnya mengaku tidak diberitahu pemerintah soal HET minyak goreng, hingga pedagang pasar disebut juga belum bisa mendapatkan pasokan untuk minyak goreng sederhana. Alhasil, mereka kesulitan untuk bisa menjual minyak goreng sesuai dengan ketentuan pemerintah.

Hal tersebut tampaknya juga dirasakan oleh sejumlah agen minyak goreng di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang memilih untuk tutup karena tidak ada pasokan yang memadai. Bahkan para pedagang minyak goreng eceran pun juga terpaksa membatasi pembelian maksimal satu liter kepada pembeli.


Dua agen besar minyak goreng yang ada di Pasar Anom Baru, pasar terbesar di pusat Kota Sumenep, telah tutup sejak beberapa hari yang lalu. Sementara di depan kedua toko tersebut tampak puluhan jeriken milik pedagang eceran yang sengaja ditumpuk untuk antrean.

Sementara itu, sejumlah pedagang di sekitar mengatakan bahwa kedua toko tersebut sudah tutup sejak Senin (7/2) lalu, karena kehabisan stok minyak goreng. Sebelumnya, sudah ada pengumuman bahwa kedua toko tersebut tutup sementara, dan akan kembali buka apabila pasokan minyak goreng sudah kembali normal.

Mengenai alasan tutupnya kedua toko tersebut disampaikan oleh salah satu pedagang yang kiosnya berada di samping salah satu agen minyak goreng itu. "Itu jeriken milik pelanggan yang sengaja ditaruh untuk antrean," tutur Burhan dalam keterangannya, Jumat (11/2).

Akibat dari tutupnya sejumlah agen minyak goreng tersebut, maka harga minyak goreng kemasan di Kabupaten Sumenep pun tetap tinggi antara Rp17 ribu hingga Rp20 ribu per liter. Para pedagang mengaku tidak bisa menjual harga minyak goreng sesuai dengan arahan pemerintah dengan alasan masih menjual stok lama.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru