Sempat Menolak, Presiden Ukraina Setuju Kirim Delegasi untuk Bertemu Negosiator Rusia
Twitter/ZelenskyyUa
Dunia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelskyy sebelumnya menolak ajakan negosiator Rusia yang telah 'siap' di kota Gomel, Belarus Selatan. Volodymyr Zelskyy akhirnya sepakat setelah menerima telepon dari pemimpin otoriter Belarus Alexander Lukashenko.

WowKeren - Militer Rusia menyerang Ukraina sejak Kamis (24/2) pagi dari segala penjuru meski menuai kecaman dari Amerika maupun masyarakat di berbagai belahan dunia. Sebelumnya ketegangan di perbatasan Rusia dan Ukraina memang telah berlangsung selama berminggu-minggu.

Baru-baru ini, Ukraina sepakat bertemu negosiator Rusia di perbatasan antara Belarus dan Ukraina. Juru bicara Kantor Presiden Ukraina menyebut Volodymyr Zelskyy telah setuju setelah melakukan panggilan telepon dengan pemimpin otoriter Belarus Alexander Lukashenko.

Delegasi Ukraina dan negosiator Rusia rencananya akan bertemu di Sungai Pripyat di perbatasan, yang terletak di utara Chernobyl. Area tersebut kini di bawah kendali militer Rusia.

Sebelumnya Ukraina sempat menolak pembicaraan di kota Gomel, Belarus Selatan meski negosiator Rusia sudah 'siap' karena wilayah tersebut secara aktif mengambil bagian dari invasi. Delegasi Rusia itu termasuk para pejabat dari Kementerian Luar negeri, Pertahanan Rusia, serta Administrasi Presiden.


Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkap bahwa Pemerintah Ukraina telah mengajukan permohonan ke Mahkamah Internasional agar Rusia bertanggung jawab atas invasinya. Pernyataan tersebut disampaikan melalui Twitter pada Minggu (27/2).

"Ukraina telah mengajukan permohonannya terhadap Rusia ke ICJ (Mahkamah Internasional). Rusia harus bertanggung jawab karena memanipulasi gagasan genosida untuk membenarkan agresi," kata Zelenskyy di Twitter. "Kami meminta keputusan mendesak yang memerintahkan Rusia untuk menghentikan aktivitas militer sekarang dan mengharapkan uji coba dimulai minggu depan.”

Di sisi lain, bantuan untuk Ukraina terus berdatangan. Salah satunya dari Amerika Serikat yang memberikan bantuan kemanusiaan sebesar $54 juta atau sekitar Rp220 miliar. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Antony Blinken juga melalui Twitter.

"Bantuan ini memungkinkan organisasi kemanusiaan untuk mendukung warga Ukraina yang sudah membutuhkan dan mereka yang baru terkena dampak serangan Rusia yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan," kata Antony Blinken. AS diketahui telah menyediakan bantuan kemanusiaan kepada Ukraina sejak 2014.

(wk/nere)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait