Australia Alami Banjir Terparah Hingga Warga Mengungsi di Atap Rumah, Ini Penyebabnya!
AFP/Patrick Hamilton
Dunia

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut hujan intensitas tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya itu sebagai 'bom cuaca'. Banjir tinggi menyebabkan banyak warga yang terdampar di atap rumah mereka.

WowKeren - Banjir parah yang terjadi di negara bagian Queensland dan New South Wales disebut Australia membuat puluhan ribuan warga terpaksa mengungsi. Sejak banjir dimulai pada Kamis (24/2) pekan lalu, sudah ada sembilan orang yang dilaporkan meninggal dunia.

Perdana Menteri Australis Scott Morrison menyebut hujan intensitas tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya itu sebagai "bom cuaca". Banjir tinggi menyebabkan banyak warga yang terdampar di atap rumah mereka.

Salah seorang warga Lismore bernama Danika Hardiman mengaku air banjir telah mencapai balkon apartemennya pada Senin (28/2) pagi. Padahal, apartemen Hardiman terletak di lantai dua. Hardiman lantas segera naik ke atap bersama rekannya dan berhasil menarik perhatian seorang pengayuh kayak yang lewat.

"Bayangkan Anda berada di perahu yang berlayar melewati atap orang," ujar Hardiman kepada AFP. "Hal yang menakutkan adalah ini baru permulaan, akan ada lebih banyak hujan yang akan datang."

Lantas, apa penyebab "bom hujan" tersebut? Dan mengapa ibu kota Queensland, Brisbane, banjir lagi setelah sempat mengalami bencana banjir parah pada tahun 2011 lalu?

Biro Meteorologi pada Rabu (23/2) pekan lalu telah memperingatkan bahwa area bertekanan rendah di atas pantai selatan Queensland menyeret kelembapan dari Laut Karang ke utara dan kemudian mengangkatnya ke atas garis pantai. Kala itu, hujan deras telah turun selama dua hari dan masih akan terus turun.


Ben Domensino, seorang ahli meteorologi di Weatherzone, mengatakan palung bertekanan rendah memberikan curah hujan tetapi area udara dingin yang lebih tinggi di atmosfer melayang masuk, membuat atmosfer tidak stabil dan memungkinkan uap air naik dan turun sebagai hujan. Karena palung diperkirakan akan bergerak sedikit ke timur, model komputer menunjukkan bahwa pada hari Jumat (25/2) akan ada hujan tepat di atas Brisbane.

Benar saja, pada Jumat area udara yang lebih dingin di atmosfer bagian atas mengalir ke palung bertekanan rendah dan mulai menghasilkan hujan deras yang memecahkan rekor di Brisbane dan sekitarnya. Pada Sabtu (26/2), hujan deras memenuhi Bendungan Wivenhoe dan memenuhi sungai-sungai besar seperti Bremer yang berliku melalui Ipswich dan Lockyer Creek.

Minggu (27/2), Brisbane terbangun dengan disambut banjir besar. Wali Kota Brisbane Adrian Schrinner mengatakan ada "bom hujan" di atas kota. Area utama dalam kota termasuk sebagian besar kawasan South Bank terendam air.

Pasang naik pada Minggu malam mendorong sungai lebih tinggi karena air laut yang naik secara efektif menahan air tawar. Dalam semalam, puncak ketinggian air sungai mencapai 3,5 meter, kemudian turun sedikit setelah air pasang, dan naik lebih tinggi hingga akhirnya mencapai puncaknya pada Senin (28/2) di angka 3,85 meter.

Selain naiknya permukaan sungai, jumlah hujan yang turun secara lokal menyebabkan banjir bandang di seluruh kota. Menurut Domensino, curah hujan sekitar 611,6 mm turun antara Jumat pukul 9 pagi hingga Minggu pukul 6 sore – total tiga hari tertinggi dalam catatan sejak tahun 1840. Domensino mengatakan sementara beberapa fitur di atmosfer digabungkan untuk menghasilkan hujan, dan perubahan iklim kemungkinan memperburuk kejadian tersebut.

"Mengingat perubahan iklim adalah latar belakang semua peristiwa cuaca, sulit untuk mengatakan bahwa itu tidak berperan," katanya. "Kami tahu lautan semakin hangat dan itu membuat lebih banyak kelembapan di atmosfer, dan atmosfer yang lebih hangat dapat menahan lebih banyak kelembapan."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru