Mulai 1 April Malaysia Memasuki Fase Endemi, Menkes Minta Orangtua Segera Vaksinasi COVID-19 Anak
Dunia

PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob sebelumnya menyampaikan bahwa negaranya akan mulai memasuki masa endemi COVID-19 pada 1 April mendatang. Hal ini lantas ditindaklanjuti oleh sejumlah menteri.

WowKeren - Pada Selasa (9/3), Menteri Pertahanan Senior Malaysia, Datuk Seri Hishammuddin Hussein mengumumkan bahwa hanya akan ada satu prosedur operasi standar (SOP). Namun akan ada sembilan pedoman saat Malaysia melakukan transisi ke fase endemi COVID-19.

Hishammuddin yang juga merupakan Ketua Rapat Kuartet Menteri COVID-19 mengatakan bahwa saat ini situs web yang merinci lengkap SOP dan pedoman bekerja sama dengan Dewan Keamanan Nasional (NSC) sudah dalam tahap akhir penyelesaian. Ia mengatakan hal tersebut harus segera diselesaikan dan berjalan dua minggu sebelum 1 April 2022 (uji coba).

"Ini adalah salah satu dari tujuh pilar terpenting dalam fase ini, terutama dalam upaya negara untuk kembali ke keadaan normal yang paling dekat," ujar Hishammuddin dalam sebuah pernyataan, Rabu (9/3).

Mengingat Malaysia akan mulai memasuki fase endemi pada 1 April mendatang, maka Menteri Kesehatan (Menkes) Khairy Jamaluddin meminta kepada orangtua untuk segera memvaksinasi COVID-19 anak-anaknya sebelum tanggal tersebut.

Khairy menerangkan tingkat vaksinasi COVID-19 untuk anak-anak di bawah usia 11 tahun masih rendah dengan COVID-19 harian yang terus meningkat. Selain itu, ia mengatakan bahwa pemerintah telah mengirim 1,63 juta janji vaksinasi di bawah Program Imunisasi Nasional COVID-19 untuk Anak (PICKids), namun hanya 1 juta yang terealisasikan hingga 3 Februari 2022 lalu.


Lebih lanjut, Khairy lantas kembali menekankan kepada orangtua bahwa anak-anak memiliki peluang lebih tinggi untuk terinfeksi varian Omicron dibandingkan dengan varian lainnya. Ia juga mengatakan bahwa saat ini masih banyak anak-anak yang terpapar dan tidak divaksinasi dibandingkan dengan orang dewasa.

Selain itu, kata Khairy, risiko infeksi COVID-19 juga meningkat apabila anak-anak memiliki penyakit penyerta atau penyakit lainnya seperti asma. Hal ini seperti sebagaimana penelitian telah menunjukkan jika terinfeksi itu menyebabkan asma mereka bertindak hingga menyebabkan sesak napas.

Khairy mengungkapkan pada tahun 2020 lalu, ada 7.730 anak yang terinfeksi COVID-19. Kemudian di tahun 2021 meningkat menjadi 279.245. Lalu kenaikan kembali terjadi di tahun 2022, hingga Maret mencapai 68.893 kasus.

"Saya kecewa karena tingkat vaksinasi untuk anak-anak hanya 30 persen," ujar Khairy dalam keterangannya, dikutip pada Rabu (9/3). "Penggunaan tempat tidur di klinik anak telah meningkat tetapi orangtua masih khawatir untuk memvaksinasi anak-anak mereka."

"Kami memulai PICKKids untuk sementara waktu sekarang dan saya ingin meyakinkan Anda bahwa vaksin itu aman dan melindungi Anda dari penyakit yang lebih buruk atau lebih buruk dirawat di rumah sakit," lanjut Khairy.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait