Tiongkok Lockdwon 17 Juta Warganya Seiring Kasus COVID-19 Nasional Melonjak 2 kali Lipat
pexels.com/cottonbro
Dunia

Langkah itu diambil ketika virus COVID-19 kian melonjak dan berlipat ganda secara nasional menjadi hampir 3.400. Kondisi ini memicu kecemasan terhadap ketahanan Zero-Covid.

WowKeren - Tiongkok kembali mengambil kebijakan ketat dalam menyikapi penyebaran pandemi COVID-19. Negara itu baru-baru ini kembali menempatkan 17 juta warganya dalam lockdown.

Langkah itu diambil ketika virus COVID-19 kian melonjak dan berlipat ganda secara nasional menjadi hampir 3.400. Kondisi ini pun memicu kecemasan yang meningkat terhadap ketahanan strategi Zero-Covid yang diterapkan.

Pusat teknologi selatan Shenzhen yang merupakan rumah bagi sekitar 13 juta orang meminta warganya untuk tetap tinggal di rumah. Transportasi umum juga akan ditangguhkan hingga 20 Maret mendatang. Pemerintah setempat juga mengatakan akan meluncurkan tiga putaran pengujian massal.

"Ini yang terburuk sejak 2020," kata seorang warga Shenzhen bermarga Zhang kepada kantor berita AFP. "Penutupannya terlalu mendadak."


Sebagaimana diketahui, lonjakan kasus secara nasional telah membuat pihak berwenang menutup sekolah di Shanghai dan menerapkan lockdown pada kota-kota di timur laut. Langkah itu diambil ketika hampir 18 provinsi bertempur melawan kelompok varian omicron dan delta.

Kota Jilin yang merupakan pusat wabah di timur laut sebagian dikunci pada hari Sabtu. Sementara penduduk Yanji, daerah perkotaan dengan hampir 700.000 orang yang berbatasan dengan Korea Utara, juga di-lockdown pada Minggu. Seorang pejabat komisi kesehatan Jilin Zhang Yan mengakui bahwa tanggapan dari pihak berwenang setempat kurang.

"Mekanisme tanggap darurat di beberapa daerah tidak cukup kuat," katanya. "Ada pemahaman yang cukup tentang karakteristik varian omicron dan penilaiannya tidak akurat."

Penduduk Jilin sendiri telah melakukan enam putaran pengujian massal. Sedangkan kota tetangga, Changchun, yang merupakan basis industri bagi sembilan juta orang dikunci pada hari Jumat, sementara setidaknya tiga kota kecil lainnya telah dikunci sejak 1 Maret.

Tiongkok diketahui telah menerapkan kebijakan Zero-COVID yang ketat yang dilakukan dengan penguncian cepat, pembatasan perjalanan, dan pengujian massal ketika klaster telah muncul. Namun, ketahanan strategi ini kian dipertanyakan seiring dengan penyebaran varian omicron yang kian menular.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait