7 Mahasiswa Senior di Thailand Didakwa Atas Kematian Seorang Junior dalam Ritual Perpeloncoan Brutal
Dunia

Seorang mahasiswa tahun pertama di Thailand berakhir meninggal dunia ketika menjalani ritual perpeloncoan brutal yang diadakan seniornya. Polisi pun telah mengajukan tuntutan pada 7 senior tersebut.

WowKeren - Polisi akan mengajukan tuntutan pidana terhadap tujuh mahasiswa senior yang diduga terlibat dalam perpeloncoan dan kematian seorang mahasiswa tahun pertama berusia 19 tahun, Padyos Chonpakdi. Peristiwa itu diketahui terjadi di Nakhon Ratchasima, Thailand.

Ketuju mahasiswa senior itu telah mengaku kepada polisi bahwa mereka mengorganisir ritual perpeloncoan brutal dan menegaskan bahwa pihak universitas tidak terlibat. Ketujuh mahasiswa tersebut sekarang akan menghadapi tuntutan pidana penyerangan fisik yang berujung pada kematian.

Padyos yang mahasiswa tahun pertama di Universitas Teknologi Rajamangala Isan, meninggal dalam upacara perpeloncoan di sawah di luar kampus universitas. Pelajar senior diduga membawa Padyos ke sawah di mana mereka mengatakan mereka akan bermain sepak bola, tetapi Padyos dipaksa untuk menenggak minuman keras dan kemudian dipukuli hingga pingsan.

Rincian mengenai peristiwa tersebut juga turut diposting di halaman Facebook "ANTI SOTUS" bersama dengan foto korban. Postingan itu menjelaskan bahwa para siswa senior membawa Padyos ke sawah di mana mereka mengatakan akan bermain sepak bola. Namun pata kenyataannya Padyos dipaksa untuk minum alkohol kemudian dipukuli sampai pingsan.


Para siswa mencoba menyadarkannya, termasuk CPR, tetapi tidak berhasil. Dia kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat sekitar 20 kilometer jauhnya. Sayangnya nyawa Padyos tak bisa terselamatkan saat masih dalam perjalanan.

Seorang penyelidik polisi mengatakan perpeloncoan terjadi pada hari Minggu (13/3) sekitar pukul 11 malam. Sekitar 60 atau lebih siswa tahun pertama dan kedua juga menyaksikan perpeloncoan brutal tersebut.

Ayah korban, Ekachai Chonpakdi (55) bertemu dengan enam siswa senior di rumah sakit. Para siswa bersujud di kakinya untuk menunjukkan permintaan maaf yang mendalam. Mr Ekachai menyebut administrator universitas mengatakan kepadanya bahwa sekolah akan menawarkan kompensasi penuh untuk menunjukkan tanggung jawab, meskipun insiden itu terjadi di luar kampus.

Upacara perpeloncoan dan inisiasi kekerasan adalah kejadian biasa bagi siswa yang masuk Angkatan Darat, kepolisian, dan kadang-kadang universitas tetapi telah disingkirkan oleh politisi senior Thailand di masa lalu.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait