Kunjungan William & Kate Middleton di Jamaika Tuai Protes, Dinilai Ambil Keuntungan Dari Perbudakan
AFP/Ricardo Makyn
Dunia

Setibanya Pangeran William dan sang Istri Kate Middleton di Jamaika itu disambut dengan aksi protes terkait dugaan perbudakan yang telah dilakukan oleh Kerajaan Inggris.

WowKeren - Pada Selasa (22/3) kemarin, Pangeran William beserta istrinya Kate Middleton diketahui mengunjungi Jamaika. Adapun perjalanan ini bertepatan dengan perayaan Platinum Jubilee Ratu Elizabeth II.

Namun kunjungan dari Pangeran William dan Kate Middleton itu menuai protes dari masyarakat Jamaika. Mereka dituding telah mengambil keuntungan dari "darah, air mata, dan keringat" para budak. Aksi protes itu bahkan menyerukan reparasi dari monarki Inggris.

Saat keduanya tiba di Jamaikan yang disebut akan merayakan budaya dan sejarah pulau tersebut, juga bertepatan dengan di mana ada seruan dari para politisi dalam beberapa tahun terakhir untuk mencopot Ratu sebagai kepala negara dan menjadi republik, serta untuk pengakuan resmi atas perbudakan negaranya.

Sementara itu, sentimenti antikolonial juga telah tumbuh di seluruh Karibia dengan latar belakang gerakan "Black Lives Matter", yang telah mengilhami banyak orang di seluruh dunia untuk mengkampanyekan kesetaraan. Para pengunjuk rasa berkumpul di luar komisi tinggi Inggris di Ibu Kota Jamaika, Kingston.


Para pengunjuk rasa itu tampak membawa satu plakat yang dipegang oleh seorang gadis kecil bertuliskan "Raja, Ratu dan Putri dan Pangeran termasuk dalam dongeng bukan di Jamaika!".

Sementara itu, berdasarkan sebuah sumber kerajaan mengatakan bahwa sang Pangeran mengetahui aksi protes tersebut dan diharapkan untuk mengakui masalah perbudakan dalam pidatonya pada Rabu (23/3) malam saat makan malam yang akan diselenggarakan oleh Gubernur Jenderal Jamaika.

Kemudian, seorang advokat hak asasi manusia (HAM) Jamaika yang membantu mengorganisir demonstrasi, Opal Adisa juga menyerukan permintaan maaf dengan mengatakan "Kate dan William adalah penerima manfaat, jadi mereka sebenarnya terlibat karena mereka diposisikan untuk mendapat keuntungan khusus dari nenek moyang kita, dan kita 'tidak mendapatkan keuntungan dari nenek moyang kita'."

Kemewahan dan gaya hidup dari Pangeran William dan Kate Middleton selaku keluarga kerajaan Inggris pun dinilai merupakan hasil dari hasil jerih payah, darah, air mata, dan keringat nenek moyang Jamaika. Adisa pun menyebut permintaan maaf dari mereka itu akan menjadi langkah pertama menuju penyembuhan dan rekonsiliasi.

"Anda tahu, kami tidak memiliki apa pun secara pribadi terhadap Kate dan Pangeran William , dan bahkan Ratu, dalam hal ini, tetapi kami hanya mengatakan bahwa Anda telah melakukan kesalahan, dan sudah lewat waktu yang Anda akui bahwa Anda telah melakukan kesalahan dan ketika Anda melakukannya, memperbaikinya," tegas Adisa.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait