Sanksi Internasional Picu Panic Buying Pil Anti Depresi di Rusia
pixabay.com/Ilustrasi
Dunia

Valentina, seorang warga Moskow mengatakan bahwa dirinya buru-buru menyetok obat untuk persediaannya karena ia khawatir obat itu tak akan lagi tersedia di masa depan.

WowKeren - Sebuah data yang dirilis pada Kamis (24/3) menunjukkan bahwa sejak konflik Rusia-Ukraina dimulai, warga telah bergegas membeli pil anti-depresan, pil tidur dan kontrasepsi di antara produk-produk lainnya. Serangan Rusia ke Ukraina telah berbuah sanksi internasional terhadap Moskow.

Meskipun jajak pendapat resmi menunjukkan sebagian besar orang Rusia mendukung keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina, media sosial, wawancara dan data anekdot menunjukkan banyak orang di sana telah tertekan oleh dampak sanksi internasional. Negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi ketat untuk memaksa Rusia agar menarik pasukannya dari Ukraina.

Harga untuk banyak produk sehari-hari telah melonjak sejak 24 Februari saat Putin melancarkan invasinya. Valentina, seorang warga Moskow mengatakan bahwa dirinya buru-buru menyetok obat untuk persediaannya karena ia khawatir obat itu tak akan lagi tersedia di masa depan.


"Saya sendiri menggunakan L-tiroksin karena saya memiliki masalah dengan kelenjar tiroid saya, jadi saya meminumnya setiap hari dan saya khawatir tentang itu," kata Valentina. "Itulah mengapa saya membeli persediaan itu selama beberapa bulan sebelumnya karena saya khawatir apakah saya akan dapat menemukannya di apotek nanti. Orang-orang memintanya di mana-mana."

Menurut data penjualan yang dikumpulkan oleh perusahaan analitik DSM Group untuk surat kabar harian Vedomosti, orang Rusia telah membeli 270,5 juta obat di apotek dari 28 Februari hingga 13 Maret seharga 98,6 miliar rubel. Itu hampir sebanding dengan data penjualan untuk seluruh bulan Januari ketika orang Rusia membeli 288 juta item di apotek seharga 100 miliar rubel. Data terbaru juga menunjukkan peningkatan tajam permintaan antidepresan, obat tidur, insulin, kanker dan obat jantung, hormon dan kontrasepsi.

"Ketakutan pertama adalah segalanya bisa menjadi lebih mahal dan ketakutan kedua adalah obat-obatan yang mereka butuhkan tidak akan tersedia dalam beberapa waktu," kata Sergei Shulyak, direktur umum DSM Group. "Ketakutan itu menggerakkan orang. Mereka mengantre di apotek dan membeli semuanya."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait