India Resmi Larang Ekspor Gandum Usai Suhu Panas Rusak Panen, Indonesia Terdampak?
Unsplash/Anurag Gautam
Nasional

Kebijakan ini membuat importir gandum di Asia berebut untuk menemukan sumber pasokan baru sejak awal pekan ini. Lantas, bagaimana nasib Indonesia yang termasuk salah satu importir gandum dari India?

WowKeren - India telah melarang ekspor gandum setelah gelombang panas memangkas prospek panen dan mendorong harga domestik ke rekor tertinggi. Padahal, para importir Asia mengandalkan gandum dari India yang merupakan produsen terbesar kedua di dunia.

Kebijakan ini membuat importir gandum di Asia berebut untuk menemukan sumber pasokan baru sejak awal pekan ini. Mengingat pasokan gandum dunia juga terbatas sejak konflik Rusia-Ukraina terjadi pada bulan Februari lalu.

Diketahui, Indonesia termasuk salah satu importir gandum dari India. Lantas, bagaimana nasib Indonesia pasca India larang ekspor gandum?

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono, impor gandum dari India telah menurun dalam setahun terakhir. Data BPS mencatat bahwa nilai impor gandum dari India ke Indonesia turun 94,91 persen secara tahunan pada April 2022.

"Impor gandum Indonesia dari India pada April 2022 turun dibandingkan April 2021. Jadi secara tahunan menurun," jelas Margo dalam konferensi pers pada Selasa (17/5).


Margo memaparkan bahwa volume impor gandum dari India pada April 2022 mencapai 2 ribu ton dengan nilai USD 0,78 juta. Angka tersebut menurun drastis dibanding volume impor gandum India pada April 2021 yang mencapai 55.660 ton dengan nilai USD 16,34 juta.

"Data tahun 2021, selama 2021 (impor gandum dari India) sebesar 318.470 ton atau USD 100,97 juta," ujarnya.

Sementara itu, harga gandum global mengalami peningkatan tajam imbas larangan ekspor India. Kontrak berjangka yang diperdagangkan di Chicago naik 5,9 persen menjadi USD 12,47 per gantang dan mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Di sisi lain, larangan ekspor gandum India ini cukup mengejutkan karena diumumkan hanya beberapa hari setelah New Delhi mengatakan pihaknya menargetkan pengiriman gandum rekor 10 juta ton tahun ini. Pembalikan kebijakan ini berarti hanya ekspor yang didukung oleh letter of credit (LC), atau jaminan pembayaran, yang diterbitkan sebelum 13 Mei yang dapat dilanjutkan.

Seorang sumber industri mengatakan kepada Reuters bahwa itu setara hanya sekitar 400 ribu ton. Sumber tersebut juga mengatakan bahwa 1,8 juta ton gandum kini terperangkap di pelabuhan negara itu. Pedagang yang memegang gandum itu menghadapi kerugian besar karena mereka harus membatalkan kesepakatan ekspor mereka dan menjual kembali ke pasar domestik yang melemah.

"Itu sudah dimulai pagi ini. Pedagang (yang tidak memiliki LC) harus mengumumkan pembatalan kontrak. Saya berasumsi mulai pertengahan Juni tidak akan ada lagi pengiriman (India)," ujar pedagang gandum yang berbasis di Eropa.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait