Thailand Izinkan Sekolah Buat Aturan Sendiri Soal Gaya Rambut Siswa, Namun Ada Syaratnya
Unsplash/Egor Myznik
Dunia

Kementerian Pendidikan Thailand mengatakan bahwa sekolah dapat memutuskan kebijakan mereka sendiri, tetapi siswa tidak boleh dihukum berat karena pelanggaran.

WowKeren - Kementerian Pendidikan Thailand pada Rabu (18/5) mengumumkan bahwa masing-masing sekolah bebas untuk menetapkan aturan terkait gaya rambut siswanya. Namun, hal itu ada syaratnya.

Menteri Pendidikan Trinuch Thienthong mengatakan bahwa sekolah telah diperintahkan untuk tidak menjatuhkan hukuman keras pada siswa yang melanggar aturan gaya rambut. Trinuch mengatakan bahwa sekolah memiliki keleluasaan untuk menetapkan aturan dengan siswa dan orang tua.

Namun, Sekretaris Jenderal Komisi Pendidikan Dasar Thailand menegaskan kembali bahwa tanggung jawab atas aturan tersebut terletak pada sekolah. Sebagaimana diketahui, undang-undang 'resmi' Thailand tentang potongan rambut berubah 2 tahun lalu, yang membiarkan siswa memiliki rambut panjang, asalkan ditata dengan rapi.


Undang-undang itu juga membebaskan siswa maupun siswi untuk memiliki rambut panjang maupun pendek. Bagian penting lainnya dari undang-undang 'resmi' adalah bahwa menyebabkan siswa mendapatkan potongan rambut sebagai hukuman adalah hal yang dilarang. Namun, sebuah studi oleh firma analitik Inggris YouGov menemukan bahwa 74 persen responden mengatakan potongan rambut paksa masih digunakan untuk mendisiplinkan siswa.

Aturan mengenai gaya rambut siswa di Thailand memang tengah ramai menjadi pembicaraan. Awal pekan ini, anggota gerakan Bad Student Thailand memposting spanduk dengan tagar #freehairstyles di luar beberapa sekolah. Lalu pada Rabu, tiga mahasiswa melakukan protes di luar Kantor Badan Pengawas Narkotika, menyerukan kebebasan gaya rambut dan reformasi pendidikan. 

Sehingga tak tinggal diam, pemerintah pun mengeluarkan aturan semacam itu. Kementerian Pendidikan mengatakan bahwa sekolah dapat memutuskan kebijakan mereka sendiri, tetapi siswa tidak boleh dihukum berat karena pelanggaran. Kembali ke tahun 2020, gelombang protes pemuda melanda Thailand, dan wajib potong rambut adalah satu hal yang dituntut oleh mahasiswa untuk diubah.

Awal bulan ini, merek kecantikan Amerika Dove di Thailand juga mengangkat suaranya untuk mendukung kebebasan gaya rambut melalui iklan terkait dampak potong rambut paksa pada anak perempuan. Namun iklan tersebut telah memicu perdebatan di Thailand tentang apakah potong rambut secara paksa merupakan pelanggaran hak.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait