Mengenal Stoikisme, Filosofi Kuno Yang Buat Hidup Lebih Bahagia
Commons Wikimedia/Gary Todd
SerbaSerbi

Filosofi kuno bernama stoikisme belakangan ramai menjadi perbincangan. Simak pengertian dan fakta menarik tentang stoikisme yang dipercaya dapat membuat hidup lebih bahagia.

WowKeren - Setiap manusia pasti ingin hidup tenang, berpikir positif dan bahagia dalam berbagai situasi. Filosofi stoikisme (stoicism) atau stoik pun dinilai mampu mewujudkan cita-cita tersebut. Istilah stoikisme kini semakin ramai diperbincangkan usai YouTuber Indonesia, Ferry Irwandi muncul dalam vlog Deddy Corbuzier dan Raditya Dika.

Dalam vlog tersebut, Ferry mengaku telah menganut pemikiran stoikisme sejak lama. Ia juga bersaksi bahwa hidupnya lebih tenang sejak mengenal prinsip stoikisme. Lantas, apa sebenarnya filosofi stoikisme ini?

Stoikisme diartikan sebagai sebuah filosofi kehidupan yang bahagia. Stoikisme mengajarkan bagaimana menghindari pikiran toxic, menjaga pemikiran tetap tenang dan rasional. Ilmu ini membuat penganutnya fokus pada apa yang bisa dikendalikan dan tak mencemaskan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan.


Di dalam filosofi stoikisme, kebijaksanaan adalah kunci kebahagiaan. Apapun yang terjadi selalu dilihat dari sisi yang positif. Emosi negatif seperti marah, sedih dan stress sedapat mungkin dikurangi. Dengan pemahaman tersebut, maka seseorang mampu mencapai kesempurnaan dalam hal moral serta intelektual.

Pemikiran stoikisme ternyata juga bisa membawa dampak positif bagi kesehatan mental. Seperti yang dirasakan Ferry Irwandi, ia mengaku hidupnya berubah 180 derajat usai mengenal stoikisme.

"Kita memahami arti kecukupan. Kita tahu kapan memulai, tahu kapan berhenti. Stoikisme itu melihat semua hal dengan positif. Dan ternyata hidup gue setelah itu berubah 180 derajat. More happier. Dan gue mencapai hal-hal yang dulunya bahkan gue ambisius gak berani gue impiin," kata Ferry dalam kanal YouTube Deddy Corbuzier.

Nah, WowKeren akan mengulas detail menarik lainnya soal pemikiran stoikisme. Yuk, langsung simak dalam artikel berikut ini.

(wk/Sisi)

1. Sejarah Munculnya Stoikisme


Sejarah Munculnya Stoikisme
Commons Wikimedia/Bob3321

Filosofi stoikisme pertama kali diciptakan di kota Athena, Yunani oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 sebelum Masehi. Menurut Stanford Encyclopedia of Philosophy, istilah stoikisme berasal dari kata teras (stoa poikilĂȘ).

Stoikisme pertama kali berkembang selama periode helenistik. Periode ini merupakan masa jatuhnya Yunani dan mulai berjayanya kekaisaran Romawi.

Diketahui filsafat ini dianut oleh beberapa filsuf dari Yunani. Tiga yang paling terkenal adalah Epictetus mantan budak, Seneca yaitu politisi di era Kaisar Nero, dan juga Marcus Aurelius seorang kaisar.

Kini, filosofi stoikisme telah berusia lebih dari 2000 tahun dan masih relevan sampai saat ini. Mengingat, di masa seperti sekarang banyak orang kerap merasa depresi dan putus asa.

2. Pengaruh Stoikisme Dalam Medis


Pengaruh Stoikisme Dalam Medis
Pixabay

Menariknya, filosofi stoikisme juga dipakai dalam dunia medis. Prinsip stoikisme dipercaya dapat memulihkan kondisi mental seseorang. Dalam ilmu psikologi, filosofi ini dimanfaatkan untuk pengobatan depresi. Hal itu dibenarkan oleh Ferry Irwandi.

"Stoikisme itu jadi psikoterapi untuk depresi jadi kayak untuk mengobati orang depresi. Terapi orang depresi diajarkan lah nilai-nilai dari stoikisme sendiri," jelas Ferry Irwandi.

Tak hanya di Indonesia, stoikisme juga banyak dipakai untuk mengobati kasus depresi di luar negeri. Profesor Psikologi, Robert S. Colter dari Universitas Wyoming membenarkan hal tersebut.

Pandangan Robert didasari pada penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa tingkat depresi meningkat 20% selama satu dekade. Robert pun membuktikan bahwa prinsip stoikisme membantu menghibur mereka yang depresi.

"Depresi klinis merupakan masalah kesehatan serius dan harus dirawat oleh seorang profesional. Sebagai seorang sarjana filsafat kuno dan praktisi stoikisme, saya menghibur mereka yang depresi dengan karya-karya para filsuf stoik Romawi," kata Robert.

3. Kaitan Stoikisme Dengan Agama


Kaitan Stoikisme Dengan Agama
Maxpixel

Sementara itu, pemikiran stoikisme disebut sama sekali tak melenceng dari ajaran agama apapun. Pandangan itu lagi-lagi dibenarkan oleh Ferry Irwandi.

Ferry telah membuktikan bahwa teori dan ilmu stoikisme sama sekali tak bergesekan dengan kepercayaan atau keyakinan apapun. Namun masih ada beberapa hal yang tetap harus dipilih.

"Stoikisme ini tidak berbenturan dengan ajaran agama apapun garis besarnya ya. Tapi kalau dalamnya emang ada beberapa yang harus kita pilih-pilih misalnya terlalu berat atau terlalu gelap. Tapi mostly, stoikisme itu ajarannya atau teori-teorinya itu bener-bener tidak bergesekan dengan kepercayaan ataupun keyakinan apapun," jelas Ferry Irwandi.

So, tertarik mempelajari lebih dalam tentang stoikisme? Bila benar begitu, WowKeren akan mengulas cara hidup bahagia menurut pemikiran stoikisme. Penasaran seperti apa? Nantikan di artikel selanjutnya. See you!

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru