Korut Disebut Hindari Bantuan Dari Dunia Internasional Meski Dibayangi Bencana COVID-19
Dunia

Di saat yang sama, ada tanda-tanda Korea Utara telah beralih ke Tiongkok yang merupakan sekutu tradisionalnya untuk meminta bantuan dalam menghadapi wabah COVID-19.

WowKeren - Sempat mengklaim bebas COVID-19 selama dua tahun, Korea Utara baru-baru ini akhirnya mengakui bahwa wabah telah terjadi di negaranya. Padahal, penduduk negara tersebut belum divaksinasi COVID-19 dan juga rentan terhadap penyakit karena kekurangan gizi kronis.

Meski menghadapi potensi bencana kemanusiaan di tengah wabah COVID-19, Pyongyang rupanya masih gigih menolak tawaran bantuan internasional. Amerika Serikat dan Korea Selatan diketahui telah menawarkan kiriman bantuan untuk menangani wabah tersebut, namun mereka masih belum menerima tanggapan dari Korut.

WHO juga mengatakan bahwa Korut belum menanggapi permintaan informasi tentang wabah tersebut di negaranya. Pada Kamis (19/5), UNICEF telah mengusulkan "paket dukungan yang dapat membantu melindungi petugas kesehatan dan mengelola beban kasus" kepada Korut namun belum dapat menghubungi mitranya di negara tersebut.

Di saat yang sama, ada tanda-tanda Korut telah beralih ke Tiongkok yang merupakan sekutu tradisionalnya untuk meminta bantuan. Beberapa outlet berita Korsel yang mengutip sumber anonim melaporkan bahwa maskapai penerbangan negara Korut, Air Koryo, telah mengoperasikan beberapa penerbangan ke Tiongkok untuk mendapatkan pasokan terkait pandemi dalam beberapa hari terakhir. Meski begitu, hal ini belum dikonfirmasi oleh kedua pihak.


Sebagai informasi, Korut merupakan salah satu negara yang langsung menutup perbatasannya usai COVID-19 mulai merebak pada Januari 2020 lalu. Meskipun kasus meningkat di seluruh dunia, Pyongyang berulang kali menolak untuk menerima tawaran vaksin virus corona dari komunitas internasional, termasuk inisiatif COVAX yang didukung PBB.

Hingga pekan lalu, Korut belum melaporkan satu pun kasus COVID-19, rekor yang diragukan oleh banyak analis mengingat penularan virus dan perbatasan negara dengan Tiongkok. Namun sejak saat itu, itu, jumlah orang yang dilaporkan memiliki gejala "demam" telah melampaui 2,2 juta kasus, meskipun tidak jelas berapa banyak dari mereka yang dinyatakan positif COVID-19.

Direktur eksekutif Crossing Borders, Dan Chung, menggambarkan penolakan bantuan negara itu menandakan bahwa Korut dalam "kondisi yang jauh lebih buruk daripada yang mereka biarkan". Crossing Borders adalah kelompok bantuan Kristen yang berbasis di AS.

"Ini menunjukkan bahwa Korea Utara tidak siap untuk menerima vaksin karena keterbatasan seperti kurangnya pendingin atau karena mereka tidak ingin menunjukkan kepada dunia keadaan bobrok di wilayah luar mereka," kata Chung kepada Al Jazeera. "Saya kira itu adalah kombinasi keduanya."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru