Marak Pembalakan Liar, Pantai Gading Bangun Tembok Lindungi Taman Kota Seluas 34 Km
Dunia

Pihak berwenang tengah berupaya untuk membangun tembok pembatas beton dengan maksud untuk melestarikan ekosistem Taman Nasional Banco yang khas di Abidjan.

WowKeren - Pembalakan liar masih menjadi salah satu masalah yang kerap dihadapi pemerintah suatu negara. Di Pantai Gading misalnya, pihak berwenang prihatin dengan pembalakan liar dan polusi yang terjadi di Taman Nasional Banco di ibukota komersial Pantai Gading Abidjan.

Alhasil sebagai tanggapan, pihak berwenang tengah berupaya membangun tembok pembatas beton dengan maksud untuk melestarikan ekosistemnya yang khas. Taman Nasional Banco membentang lebih dari 34 km persegi di barat Abidjan.

Taman ini merupakan taman kota terbesar kedua di dunia, setelah Taman Nasional Tijuca di Rio de Janeiro. Banco merupakan rumah bagi satwa liar seperti monyet dan simpanse. Di taman itu juga ada pohon berusia 500 tahun yang dikeramatkan oleh penduduk setempat.

Tak hanya itu, jalurnya yang teduh adalah surga bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda dari kota dengan jalanan yang macet. Namun, pertumbuhan pesat di kota Abidjan turut memberikan tekanan pada taman nasional.


Penduduk setempat melakukan penebangan pohon secara ilegal untuk membangun rumah. Lokasi taman nasional juga menjadi kotor dengan sampah yang dibuang penduduk ke dalam hutan, sebagaimana dikatakan oleh para pejabat.

Oleh sebab itu, pejabat taman bertekad untuk mengakhiri itu. Baru-baru ini, puluhan pekerja konstruksi menumpuk batu bata beton setinggi dua setengah meter di sepanjang sebidang tanah berlumpur antara jalan raya dan taman. Adama Tondossama, direktur jenderal Kantor Pertamanan dan Cagar Alam Pantai Gading, mengatakan banyak batas yang telah dipangkas demi terciptanya lahan perkotaan.

"Pada kenyataannya, itu adalah pagar sepanjang 12 km untuk keliling 24 km karena banyak batas telah dipangkas di sana-sini untuk membangun lahan perkotaan," ujarnya.

Sementara itu, tabel air tanah Banco menyediakan 40 persen air minum Abidjan dan mampu menyerap 90.000 ton karbon dioksida per tahun. Mesmin Yapo, wakil kepala desa di pinggiran taman, mewanti-wanti bahwa penduduk tidak bisa kehilangan hutan taman nasional. "Kami tidak boleh kehilangan hutan. Kami dalam beberapa hal adalah penjaga di sini," ujarnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait