Wanita Disebut Bertanggung Jawab Atas Mayoritas Kasus COVID Gelombang ke-6 di Jepang
Dunia

Pada gelombang keenam di Jepang, wanita untuk pertama kalinya jadi mayoritas penyumbang kasus COVID-19. Hal itu diduga kuat ada kaitannya dengan struktur sosial negara tersebut.

WowKeren - Pasien COVID-19 wanita menjadi mayoritas dalam gelombang keenam terbaru dari infeksi COVID-19 dengan selisih yang tipis. Hal ini merupakan yang pertama kalinya, di mana tren lonjakana kasus sebelumnya dipimpin oleh pria.

Para ahli menyinggung soal struktur sosial negara yang telah menempatkan lebih banyak perempuan di garis depan di daerah yang rentan terhadap infeksi cluster. Seperti panti jompo dan sekolah.

Kementerian kesehatan diketahui mulai menerbitkan data kasus COVID-19 berdasarkan jenis kelamin pada musim dingin 2020. Selama gelombang keenam yang dimulai pada Januari, perempuan menyumbang 50,05 persen dari 5,12 juta infeksi yang dilaporkan secara nasional hingga April.

Pangsa pasien wanita adalah 46,8 persen selama gelombang ketiga dari November 2020 hingga Februari 2021, 45,8 persen selama gelombang keempat dari Maret hingga Juni 2021, dan 44,5 persen selama gelombang kelima dari Juli hingga September 2021.

Wanita sekarang menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi dalam pandemi karena peran tradisional yang mereka mainkan. Hal itu disampaikan Kaori Muto, seorang profesor sosiologi medis di Universitas Tokyo sekaligus anggota panel ahli yang memberi nasihat kepada pemerintah tentang virus corona baru.


“Pembagian peran berdasarkan gender yang mengakar dalam masyarakat Jepang bisa menjadi faktor besar di balik peningkatan kasus pasien wanita,” ujarnya.

Delapan puluh persen pekerja di industri perawatan untuk manula adalah perempuan, menurut Care Work Foundation, sebuah organisasi yang menganjurkan perbaikan kondisi kerja untuk pengasuh. Data Kementerian Kesejahteraan dan Kementerian Pendidikan menunjukkan bahwa perempuan mewakili lebih dari 90 persen staf di prasekolah.

Hampir 100 pekerja dan penduduk di fasilitas perawatan lansia di wilayah metropolitan Tokyo terinfeksi selama infeksi cluster pada gelombang keenam.

“Kami tidak dapat menahan penyebaran virus corona karena pekerjaan kami memerlukan kontak fisik yang dekat dengan penerima perawatan,” kata seorang pekerja di fasilitas tersebut. “Kami merangkul mereka dan membantu mereka berdiri serta mengukur suhu mereka".

Sebagian besar dari mereka yang dites positif dalam infeksi cluster adalah perempuan. Hal itu mencerminkan fakta bahwa perempuan mewakili 60 persen penyedia layanan dan 80 persen penduduk di fasilitas tersebut.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru