Kelompok Muslim Australia Ajukan Keluhan ke Twitter Karena Tak Hapus Konten Kebencian pada Islam
Unsplash/Akshar Dave
Dunia

Sebuah kelompok advokasi Muslim di Australia mengeluhkan sikap Twitter yang menolak menghapus konten kebencian terhadap Islam di sebuah akun di platform tersebut.

WowKeren - Sebuah kelompok advokasi untuk Muslim Australia telah mengajukan keluhan terhadap Twitter ke Komisi Hak Asasi Manusia Queensland. Kelompok itu menuding Twitter telah gagal mengambil tindakan terhadap akun yang menghasut kebencian di platform tersebut.

Jaringan Advokasi Muslim Australia (Aman) berpendapat bahwa sebagai penerbit, Twitter bertanggung jawab atas konten yang diposting oleh akun sayap kanan yang telah dikutip dalam manifesto ekstremis yang membunuh 77 orang di Norwegia pada 2011.

Melansir The Guardian, jaringan tersebut mengatakan meskipun ada banyak permintaan, Twitter telah menolak untuk menghapus akun tersebut. Ini termasuk komentar seperti "Ramadhan berarti membunuh orang-orang kafir" dan klaim bahwa Al-Qur'an harus disebut sebagai "buku pegangan teroris". Komentar yang dikutip dalam pengaduan merujuk pada Al-Qur'an sebagai "memoar setan" dan Islam sebagai "aliran sesat yang paling kejam dan seksual".

Jaringan tersebut menuduh Twitter di bawah Undang-Undang Anti-Diskriminasi Queensland menghasut kebencian sebagai penerbit akun pihak ketiga, serta diskriminasi karena menolak mengambil tindakan terhadap konten kebencian. Keluhannya juga mengatakan Twitter telah terlibat dalam diskriminasi tidak langsung dengan gagal menerapkan standar Australia pada konten di platformnya.


Jaringan mengatakan terlibat dengan Twitter antara Juli 2020 hingga Juli 2021. Aman mengatakan meminta platform untuk menghapus beberapa akun yang menghasut kebencian tetapi Twitter menolak untuk bertindak. Mereka mengatakan akun tersebut dinilai "konsisten dengan kebijakan mereka".

Pengaduan ke Komisi berisi 419 item. Termasuk 29 tweet yang diklaim menghasut kebencian dan 390 komentar dan kutipan pada tweet tersebut.

"Kami terlibat dengan Twitter selama lebih dari setahun dengan contoh yang sangat mengejutkan. Gambar laki-laki Muslim dengan senjata didorong ke dalam mulut mereka dan gambar Muslim digambarkan sebagai monyet dan manusia gua mengejar orang dengan pisau," ujar Rita Jabri Markwell, seorang pengacara untuk jaringan tersebut.

"Kami ingin Twitter bertanggung jawab atas platform mereka. Seharusnya tidak diserahkan kepada orang biasa untuk memantau platform mereka untuk mereka," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait