Sempat Menolak, Turki Akhirnya Dukung Finlandia dan Swedia Gabung NATO
Instagram/rterdogan
Dunia

Setelah periode negosiasi intensif, Jens Stoltenberg selaku Sekjen NATO mengumumkan bahwa kesepakatan antara ketiga negara itu akhirnya tercapai pada Selasa (28/6) malam.

WowKeren - Turki akhirnya menyetujui Finlandia dan Swedia untuk menjadi anggota NATO. Kesepakatan antara tiga negara itu telah dicapai dalam pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Finlandia Sauli Niinistö, dan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson.

Setelah periode negosiasi intensif, Jens Stoltenberg selaku Sekjen NATO mengumumkan bahwa kesepakatan akhirnya tercapai pada Selasa (28/6) malam.

"Saya senang mengumumkan bahwa kami sekarang memiliki kesepakatan yang membuka jalan bagi Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO," ujar Stoltenberg. "Turki, Finlandia dan Swedia telah menandatangani sebuah memorandum yang membahas keprihatinan Turki, termasuk seputar ekspor senjata dan perang melawan terorisme."

Sementara itu, PM Andersson memuji kesepakatan itu sebagai "perjanjian yang sangat bagus". Andersson pun membantah klaim bahwa dirinya menyerah terlalu banyak kepada Erdogan demi membujuk Turki agar membatalkan hak vetonya.

"Mengambil langkah selanjutnya menuju keanggotaan penuh NATO tentu saja penting bagi Swedia dan Finlandia. Tetapi ini juga merupakan langkah yang sangat penting bagi NATO, karena negara kami akan menjadi penyedia keamanan di dalam NATO," tegasnya kepada Agence France-Presse.


Lebih lanjut, Andersson mengaku telah menunjukkan perubahan dalam undang-undang terorisme Swedia yang akan mulai berlaku bulan depan kepada Erdogan. "Dan tentu saja, kami akan melanjutkan perjuangan kami melawan terorisme dan karena anggota NATO juga melakukannya dengan kerja sama yang lebih erat dengan Turki," ujarnya.

Sebagai informasi, Swedia dan Finlandia sempat menolak untuk menjadi anggota NATO, sebagian karena opini publik yang beragam dan kehati-hatian seputar hubungan keamanan mereka dengan Rusia. Namun hal itu berubah ketika Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada bulan Februari 2022 lalu.

Swedia dan Finlandia akhirnya meminta bergabung dengan NATO. Turki sendiri sempat menolak Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO kecuali mereka menerima jaminan yang memuaskan bahwa kedua negara itu bersedia untuk mengatasi apa yang dianggapnya sebagai dukungan untuk kelompok Kurdi yang ditunjuk sebagai organisasi teroris, khususnya Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Swedia dan Finlandia lantas mengatakan mereka mengkonfirmasi bahwa PKK adalah organisasi terlarang dan, dalam konsesi utama, "tidak akan memberikan dukungan" kepada partai Persatuan Demokratik Kurdi Suriah (PYD) dan kelompok Unit Perlindungan Rakyat (YPG) yang telah aktif dalam memerangi ISIS di Suriah. Finlandia dan Swedia menegaskan dalam kesepakatan itu tidak ada embargo senjata nasional yang berkaitan dengan penjualan ke Turki dan ketiga negara mengatakan mereka akan bekerja sama dalam permintaan ekstradisi.

Turki pun mengaku puas dengan hasil kesepakatan tersebut. "Turki telah membuat keuntungan yang signifikan dalam perang melawan organisasi teroris," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Erdogan pada hari Selasa.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait