Sering Dilakukan, Berikut 7 Faktor Yang Buat Milenial Hobi Nge-PAP
Pxhere
SerbaSerbi

PAP alias post a picture adalah istilah gaul yang kini telah menjadi bahasa sehari-hari masyarakat terutama kalangan anak muda. Berikut 7 faktor yang memicu munculnya budaya PAP.

WowKeren - Seiring zaman yang semakin modern, budaya nge-PAP atau Post a Picture semakin populer di tengah masyarakat terutama anak muda. Pengertian PAP sendiri sudah sempat dibahas WowKeren di artikel sebelumnya.

Istilah PAP sering ditemui di media sosial atau ruang obrolan. Kini, istilah tersebut telah menjadi bahasa gaul yang kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari.


Bahkan Sejarawan Seni Arizona State University, Profesor Corine Schleif mengklaim aktivitas PAP telah ada sejak lama. Menurut Corine, PAP adalah salah satu sifat manusiawi seseorang.

"Saya pikir kita selalu memiliki keinginan untuk mendokumentasikan hidup kita, kehadiran kita, keberadaan kita di sana. Itu adalah bentuk keinginan manusiawi kita untuk mendokumentasikan kehidupan kita, dan hal itu sudah terwujud selama berabad-abad," kata Corine.

Lantas, apa saja faktor yang memicu munculnya keinginan untuk melakukan PAP? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel berikut ini.

(wk/Sisi)

1. Ingin Meyakinkan Lawan Bicara


Ingin Meyakinkan Lawan Bicara
Pxhere

Seperti fungsinya, budaya PAP sering digunakan ketika seseorang ingin meyakinkan lawan bicara tentang kendala atau kondisi Anda saat ini. Dengan begitu, lawan bicara akan percaya dan tak menuding Anda berbohong.

Misalnya, seorang teman mengajak Anda untuk pergi ke suatu tempat. Anda yang sedang memiliki rencana atau acara lain dan berat hati untuk menolak pun dapat mengirimkan sebuah foto sehingga mereka memahami posisi Anda.

2. Mudah Dan Praktis


Mudah Dan Praktis
Pxhere

Foto atau gambar diartikan sebagai bahasa universal. Hanya dengan sebuah foto, lawan bicara akan dengan mudah memahami apa yang ingin Anda sampaikan. Kathy Ryan selaku direktur fotografi New York Times Magazine membenarkan hal itu.

"Foto adalah bahasa universal di zaman kita. Ketika kita bertanya 'Apa yang terjadi?' Foto berbicara semua tanpa perlu Anda menjelaskan. Untuk alasan inilah kami membutuhkannya. Gambar adalah bahasa universal yang dapat berbicara dengan hati" papar Kathy.

3. Mendukung Eksistensi


Mendukung Eksistensi
Commons Wikimedia/Vespertunes

PAP juga dimaksudkan untuk mendukung eksistensi. Seseorang biasanya membagikan foto PAP secara cuma-cuma demi mendapatkan pengakuan dari orang lain. Pandangan demikian dibenarkan oleh psikolog Efnie Indrianie.

"Cantik itu adalah the state of mind. Bedakan dengan butuh pengakuan. Mencapai usia remaja atau peer group adalah periode tentang eksistensi dan keberadaan adalah hal yang sangat penting," ujar Efnie tentang budaya suka PAP.

4. Butuh Sebagai Bukti


Butuh Sebagai Bukti
Pixahive

Istilah PAP juga banyak ditemukan dalam praktik online shop. Para Penjual dan pembeli yang memiliki keterbatasan dalam berinteraksi secara langsung biasanya memanfaatkan kemudahan PAP untuk saling meyakinkan.

PAP difungsikan sebagai bukti apakah barang yang hendak dibeli atau dijual sesuai deskripsi. Dengan begitu, konsumen tak merasa tertipu dengan produk yang hendak dibeli secara online. Selain bukti produk, PAP juga bisa dipakai sebagai konfirmasi pembayaran agar produk bisa secepatnya dikirim.

5. Doi Ingin Tahu Kabar Kamu


Doi Ingin Tahu Kabar Kamu
Pxhere

Permintaan PAP juga kerap dijumpai ketika Anda menjalin hubungan dengan seseorang. Sebagai bentuk rasa sayang dan peduli, pasangan biasanya meminta PAP demi mengetahui keberadaan atau kondisi Anda. YouTuber Andre K. menyampaikan hal tersebut.

"Sesuai fungsinya ya, fungsi pertama adalah ingin tahu keadaan kamu. Nah ini untuk cewek atau cowok yang benar-benar care dan sayang atau mungkin agak sedikit protektif ya. Dia pengin tahu keadaan kamu, lagi apa, sama siapa," kata Andre.

6. Narsis


Narsis
stockvault.net

Mereka yang suka nge-PAP tak jauh dari kata narsistik. Efnie Indrianie membenarkan bahwa seseorang yang suka mengirimkan foto PAP sebenarnya memiliki sifat narsistik. Meski aktif mengirim PAP, mereka cenderung merupakan sosok yang pendiam di kehidupan nyata.

"Itu (kebiasaan PAP) sebenarnya menginginkan wujud dari pengakuan dengan just a little bit narsistic. Orang yang aktif di media sosial biasanya di real life-nya sebenarnya pendiam," kata Efnie kembali mengomentari tentang budaya suka PAP.

7. Kebiasaan


Kebiasaan
Pixahive

PAP tak hanya muncul karena kebutuhan melainkan sudah menjadi kebiasaan. Mereka yang suka melakukan PAP biasanya terobsesi untuk terus menceritakan kisah mereka pada semua orang. Pendapat itu disampaikan pecinta fotografi sekaligus CEO Verbatim, Aidan Sullivan.

"Itu hampir seperti penyakit, obsesi, kondisi yang mendorong mereka untuk menceritakan kisah dengan cara apa pun, menderita kesulitan, mengisolasi diri, mengambil sebuah risiko, semua karena mereka ingin menyampaikan kisah yang mereka sukai," kata Aidan.

Nah, itu dia 7 faktor yang memicu munculnya budaya PAP. Buat kalian yang hobi PAP, jangan lewatkan artikel menarik lainnya tentang budaya PAP yang akan dirangkum WowKeren ya. See you!

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait