WowKeren - Duke and Duchess of Sussex Pangeran Harry dan Meghan Markle terlihat semakin bahagia usai memutuskan pindah dari kerajaan Inggris dan menetap di Amerika. Kebahagiaan pasangan yang menikah pada 2018 itu kian bertambah usia kelahiran anak kedua mereka, Lilibet Diana.

Diduga, pasangan ini berhenti menjadi bangsawan usai terlibat perseteruan dengan sejumlah keluarga kerajaan. Meghan juga sempat mengungkap perlakukan rasis yang ia terima saat tinggal di Istana.

Pangeran Harry kemudian memutuskan untuk membawa Meghan dan sang putra, Archie Harrison menjauh dari lingkup kerajaan dan hidup tenang di Amerika. Sikap pasangan ini dinilai mengecewakan keluarga kerajaan termasuk Ratu Elizabeth dan mertua Meghan, Pangeran Charles.

Bahkan Pangeran Harry dan Meghan dilaporkan tak saling berbicara lebih dari setahun dengan keluarga kerajaan. Tahun ini, keadaan berangsur membaik. Bahkan pasangan itu terhitung sudah beberapa kali kembali ke Inggris untuk menghadiri sejumlah acara kerajaan.

Di sisi lain, Meghan belum lama ini angkat bicara soal banyaknya tudingan dan kritik jahat publik yang ia terima sejak berkencan dengan Pangeran Harry. Meghan begitu sedih dan miris saat publik menudingnya sebagai wanita ambisius dan berharap mendapat takhta tinggi kerajaan Inggris dengan menikahi Pangeran Harry.

Pengakuan itu Meghan sampaikan belum lama ini dalam podcast Archetypes yang dirilis di Spotify pada Selasa (23/8) dengan tajuk The Misconception of Ambition with Serena Williams. Karena tudingan jahat itulah, Meghan merasa ambisius adalah hal negatif.

Ibu dua anak itu sempat kehilangan kepercayaan diri. Megan menyebut komentar jahat publik begitu berpengaruh pada kesehatan mentalnya dan sampai saat ini masih membekas.

"Saya tidak ingat secara pribadi merasakan konotasi negatif di balik kata ambisius sampai saya mulai berkencan dengan suami saya," kata Meghan. "Dan tampaknya ambisi adalah hal yang mengerikan dan mengerikan. Karena saya merasakan hal negatif di baliknya, sangat sulit untuk menghilangkannya. Saya tidak bisa melupakannya. Itu hanya membuat kepercayaan diri seseorang mengecil."