Orangtua Wajib Tahu, Ini 6 Tahap Bagi Pelaku Child Grooming dalam Menjalankan Aksinya
Pexels/Ketut Subiyanto
SerbaSerbi

Dalam artikel kali ini, tim redaksi WowKeren akan menunjukkan beberapa tahapan bagi pelaku child grooming dalam menjalankan aksinya. Berikut penjelasan lengkapnya.

WowKeren - Dewasa ini fenomena child grooming semakin marak terjadi. Hal ini membuat para orangtua was-was karena bisa dialami oleh setiap anak, baik laki-laki maupun perempuan.

Child grooming adalah proses yang dilakukan oleh predator seksual untuk melecehkan anak-anak baik secara offline maupun online. Ini mencakup perilaku manipulatif yang digunakan oleh pelaku untuk mendapatkan akses ke calon korban serta cara mereka untuk mempertahankan kontrolnya.

Dengan kata lain, child grooming bisa diartikan sebagai modus pelecehan seksual terhadap anak dengan iming-iming pendekatan. Jika terus dibiarkan, jenis kejahatan seksual ini bisa memberikan dampak buruk pada psikologis, emosional hingga fisik anak-anak.


Sayangnya, child grooming ibarat gunung es yang jika terungkap hanya terlihat bagian ujungnya saja. Sebab ada banyak anak yang dengan atau tanpa sadar menyembunyikan fakta bahwa mereka telah menjadi korban child grooming.

Di Indonesia sendiri kasus pelecehan terhadap anak-anak bukanlah hal baru. Salah satu pelaku child grooming yang paling terkenal di Indonesia adalah Andri Sobari alias Emon. Pria asal Sukabumi ini tega mencabuli lebih dari 100 anak dengan iming-iming uang sebesar Rp25 ribu - Rp50 ribu.

Untuk menambah wawasan orangtua, tim WowKeren akan mengulas berbagai hal tentang child grooming yang dimulai dengan tahapan bagi pelaku dalam menjalankan aksinya. Simak informasi lengkapnya berikut ini:

(wk/eval)

1. Memilih Korban


Memilih Korban
Pexels/MART PRODUCTION

Tahap pertama yang dilakukan oleh pelaku child grooming adalah memilih korbannya. Faktor yang menjadi pertimbangan mereka saat memilih korban adalah daya tarik fisik, kemudahan akses hingga kerentanan.

Anak yang kurang diawasi oleh orangtuanya sangat rentan menjadi korban karena mereka lebih mudah untuk diakses. Selain itu, anak-anak ini biasanya memiliki kepercayaan diri yang rendah sehingga mudah untuk dirayu oleh pelaku.

2. Melakukan Pendekatan


Melakukan Pendekatan
Pexels/Yan Krukov

Setelah menentukan calon korban, pelaku child grooming akan melakukan pendekatan dengan mereka. Pelaku akan melihat setiap akses yang ada dan sangat pandai dalam menjalankan aksinya agar orangtua si anak tidak curiga.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh pelaku. Misalnya beralasan menjaga anak saat orangtuanya sibuk, mengajak anak bermain, menawarkan untuk mengantar jemput anak hingga bekerja di sekitar mereka sebagai pengasuh hingga guru.

3. Membangun Kepercayaan


Membangun Kepercayaan
Pexels/Keira Burton

Usai melakukan pendekatan, pelaku child grooming akan berusaha membangun kepercayaan dengan para korbannya. Setelah mendapatkan akses, pelaku akan memberikan perhatian khusus pada korban agar lebih mudah memanipulasi mereka.

Biasanya pelaku akan mengajak ngobrol, memuji hingga memberikan hadiah dan uang pada para korbannya. Anak yang masih polos menganggap hal itu sebagai perhatian yang wajar, sehingga mereka akan sangat percaya dan bergantung pada pelaku.

4. Mengisolasi Anak


Mengisolasi Anak
Pexels/Lisa Fotios

Pelaku child grooming akan mulai mengisolasi korbannya usai mendapatkan kepercayaan dari mereka. Pelaku akan menciptakan situasi di mana mereka bisa berduaan dengan korban dan menciptakan "hubungan istimewa" dengan mereka.

Dalam tahap ini, pelaku biasanya memberikan bimbingan dan pembinaan khusus pada korban. Mereka akan berkata bahwa korban bisa dicintai atau dihargai dengan cara berbeda seperti yang ditunjukkan oleh orangtua mereka.

Hal ini bisa membuat anak-anak merasakan cinta dan perhatian yang tidak dia dapatkan dari orangtuanya. Mereka bahkan bisa berkata, "Pak 'K' adalah satu-satunya orang yang bisa mengerti aku!"

5. Seksualisasi Hubungan


Seksualisasi Hubungan
Pexels/Timur Weber

Di tahap ini, anak sudah sangat percaya dan bergantung secara emosional pada pelaku. Akibatnya, pelaku akan mulai mengeksploitasi anak secara seksual dengan memanfaatkan rasa keingintahuan mereka.

Pelaku biasanya akan memulai dengan pembicaraan ringan seperti suka atau tidak tentang anak laki-laki dan perempuan. Mereka kemudian meminta anak untuk melakukan tindakan seksual yang tampaknya "bukan masalah besar" seperti mengirim gambar atau video seksual hingga mengajak pergi berenang di mana pelaku dan korbannya telanjang.

Tahap ini tergolong sangat berbahaya, sebab korban hampir tidak menyadarinya sampai mereka merasa tidak nyaman. Bahkan jika anak mulai curiga, pelaku akan menegaskan bahwa tindakannya bukan perilaku yang salah.

6. Mempertahankan Kontrol


Mempertahankan Kontrol
Pexels/cottonbro

Tahap terakhir ini juga tak kalah penting untuk diperhatikan. Setelah pelecehan seksual terjadi, pelaku akan mengandalkan kasih sayang anak untuk mempertahankan kendalinya. Pelaku akan menjaga kerahasiaan tindakannya dan menyalahkan anak agar mereka tetap diam sembari melanjutkan "hubungan" tersebut.

Pelaku bahkan tak segan mengancam anak untuk membuat mereka tak bisa berkutik dan terus berada dalam hubungan tersebut. Ancaman ini akan membuat anak ketakutan, malu dan merasa tidak diinginkan oleh orang lain. Alhasil, ada banyak anak yang merahasiakan pelecehan tersebut.

Oleh sebab itu, orangtua memiliki peran besar untuk mengakhiri penderitaan anak yang menjadi korban child grooming. Banjiri anak Anda dengan kasih sayang dan dan ajak mereka berbicara dari hati ke hati. Selain itu, jangan pernah menyalahkan anak jika mereka menjadi korban child grooming sebab itu bukanlah kesalahan mereka.

Nah itu dia penjelasan tentang child grooming beserta tahapan pelaku dalam menjalankan aksinya. Dalam artikel berikutnya, WowKeren akan membahas tanda-tanda anak yang menjadi korban child grooming beserta cara pencegahannya. Stay tune ya.

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru