Kebocoran Pipa Nord Stream di Laut Baltik Tingkatkan Kekhawatiran Terkait Iklim
pixabay/ilustrasi
Dunia

Peneliti di departemen teknik kimia Imperial College London Jasmin Cooper mengatakan bahwa masih ada banyak ketidakpastian mengenai kebocoran pipa tersebut.

WowKeren - Kebocoran pipa aliran Nord Stream di Laut Baltik membuat para ilmuwan mengkhawatirkan metana yang bocor. Insiden itu dikhawatirkan menjadi salah satu kebocoran gas alam terburuk yang pernah ada dan menimbulkan risiko iklim yang signifikan.

Meski tak ada satupun dari dua pipa yang bocor itu beroperasi, namun keduanya mengandung gas alam yang sebagian besar terdiri dari gas metana. Metana merupakan gas rumah kaca yang merupakan penyebab terbesar pemanasan iklim setelah karbon dioksida.

Para ilmuwan memperkirakan volume kebocoran gas bervariasi antara 100.000 dan 350.000 ton metana. Peneliti di departemen teknik kimia Imperial College London Jasmin Cooper mengatakan bahwa masih ada banyak ketidakpastian mengenai kebocoran tersebut.

"Kami tahu ada tiga ledakan tapi kami tidak tahu apakah ada tiga lubang di sisi pipa atau seberapa besar retakannya," kata Cooper. "Sulit untuk mengetahui berapa banyak yang mencapai permukaan. Tapi itu berpotensi mencapai ratusan ribu ton metana."


Nord Stream 2 mengandung 300m kubik gas ketika Berlin menghentikan proses sertifikasi sesaat sebelum Rusia menginvasi Ukraina. Cooper mengatakan jika volume itu saja bisa menghasilkan 200.000 ton metana, kata Cooper. Jika jumlah itu bocor semua maka akan melebihi 100.000 ton metana yang dikeluarkan oleh ledakan Aliso Canyon.

Insiden itu merupakan kebocoran gas terbesar dalam sejarah AS, yang terjadi di California pada tahun 2015 dan memiliki pemanasan setara setengah juta mobil. Dia menekankan bahwa metana bisa menjadi gas rumah kaca yang kuat melebihi CO2 dalam seratus tahun.

"Ini berpotensi menjadi salah satu kebocoran gas terbesar," kata Cooper. "Risiko iklim dari kebocoran metana cukup besar. Metana adalah gas rumah kaca yang kuat, 30 kali lebih kuat dari CO2 selama 100 tahun dan lebih dari 80 kali lebih kuat selama 20 tahun."

Prof Grant Allen, pakar ilmu Bumi dan lingkungan di Universitas Manchester mengatakan jumlah gas yang sangat besar tersebut membuat alam tidak dapat mencernanya. Berbeda dengan tumpahan minyak, kebocoran gas tidak akan memiliki efek polusi pada lingkungan laut. "Tetapi dalam hal gas rumah kaca, itu adalah emisi yang sembrono ke atmosfer," ujarnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru