Biasa tegar dan tebar senyum, Roro Fitria akhirnya tak sanggup lagi menahan air matanya.
- Nur Khotimah
- Sabtu, 01 September 2018 - 10:14 WIB
WowKeren - Proses hukum kasus narkoba yang menimpa Roro Fitria masih terus berjalan. Yang terbaru, kasus Roro Fitria kembali disidangkan pada 30 Agustus kemarin. Namun sayang, sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu harus ditunda lantaran ibunda Roro, Raden Retno Winingsih ditolak menjadi saksi oleh Majelis Hakim.
Retno memang dijadwalkan menghadiri sidang hari itu sebagai saksi kasus narkoba putrinya. Namun Majelis Hakim menolak hal tersebut lantaran Retno diketahui sering menghadiri persidangan putrinya. Menurut ketua Majelis Hakim hari itu, Irwan, seorang saksi tidak seharusnya diambil dari orang yang sering menyaksikan jalannya persidangan sebuah kasus.
"Kalau dia mau jadi saksi jangan duduk di sini. Saya lihat setiap persidangan ada di sini. Atau mau saya beri kesempatan yang lain?" ucap Irwan dalam persidangan, Kamis (30/8). "Jadi saksi itu enggak boleh ada di persidangan sebelumnya. Walaupun diam saja saya yakin dia dengar. Setiap persidangan ibu ini ada di sini. Ada saksi yang lainnya?"
Jelas keputusan Majelis Hakim ini membuat Roro kecewa. Bahkan artis cantik kelahiran 1989 itu tak lagi bisa menahan air matanya ketika keluar ruang sidang pada Kamis kemarin. Sambil menangis, pemilik nama lengkap Raden Roro Fitria Nur Utami itu mengaku sudah tak lagi kuat menjalani hidupnya di penjara.
"Saya sudah enggak kuat hidup di penjara," kata Roro sambil menangis saat berjalan keluar dari ruangan sidang. Psikologis Roro memang diketahui masih menurun pasca ditahan akibat kasus narkoba pada Februari 2018 lalu. Dharma Pratama selaku pengacara Roro mengatakan bahwa kliennya merasa stres di dalam tahanan.
"Apa-apa jadi serba stres, dia enggak pernah melakukan tindak pidana. Secara psikologis, dia gampang jatuh. Sidang perdana syok," jelas Dharma Pratama pada sidang lanjutan yang digelar 5 Juli lalu. "Dia masih sering nangis, namanya kangen rumah, orangtua, temen-temen. Roro enggak nyangka seperti ini sebelumnya."
(wk/nur2)
