Tolak Kebijakan Transgender, Lady Gaga dan Caitlyn Jenner Sindir Pemerintahan Donald Trump
Getty Images/Neilson Barnard
Selebriti

Layangkan protes secara terbuka, Lady Gaga bahkan menyebut bahwa pemerintahan Trump didorong oleh rasa ketidaktahuan.

WowKeren - Beberapa tahun terakhir, tentunya LGBTQ sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi di Amerika Serikat. Meski demikian, rupanya orang nomor satu di negara Adi Kuasa itu, Donald Trump memiliki pandangan lain akan hal tersebut. Hal ini terlihat jelas dari kebijakan transgender yang dikeluarkan oleh sang Presiden beberapa hari terakhir.

Pekan lalu, New York Times mengungkap sebuah memo rancangan yang menyatakan bahwa Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia AS ingin menciptakan keseragaman definisi jenis kelamin di bawah Title IX, yaitu sebuah undang-undang hak sipil federal yang melarang diskriminasi gender dalam program pendidikan dengan bantuan keuangan pemerintah.

Dalam memo ini, departemen tersebut memperdebatkan definisi hukum baru terkait "jenis kelamin ditentukan saat lahir" sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah. "Jenis kelamin berarti status seseorang sebagai pria atau wanita berdasarkan ciri-ciri biologis tetapi pada saat atau sebelum lahir. Jenis kelamin pada sertifikat kelahiran seseorang, seperti yang semula diterbitkan, harus merupakan bukti pasti dari jenis kelamin seseorang, kecuali dibantah oleh bukti genetik yang dapat diandalkan," tulis memo itu dilansir Washington Post pada Kamis (25/10).

Sontak saja memo ini membangkitkan amarah banyak pihak, terutama kalangan transgender. Mereka merasa tidak diberi hak untuk menentukan pilihannya sendiri terkait jenis kelamin yang diinginkan. Tak hanya itu, sederet selebriti tersohor pun juga turut menyuarakan protes keras akan kebijakan ini, mulai dari Lady Gaga, hingga Caitlyn Jenner.

Melalui akun Twitter miliknya, Gaga menetang keras kebijakan transgender yang dikeluarkan oleh Trump. Bahkan bintang "A Star Is Born" itu dengan terang-terangan melayangkan sindiran pada sang Presiden.

"Kami sebagai masyarakat sosial & budaya tahu siapa kami dan tahu kebenaran kami dan harus tetap bersama dan meningkatkan suara kami sehingga kami dapat mendidik mereka tentang identitas gender," tulis Gaga dalam salah satu cuitannya.

"Meskipun hari ini kalian mungkin merasa tidak didengar atau tidak terlihat, ketahuilah bahwa ini bukan realitas kemanusiaan. Ini adalah tampilan kepemimpinan yang didorong oleh ketidaktahuan," sindir pelantun "Bad Romance" itu dalam unggahan lainnya. Bahkan Gaga tak lupa menambahkan tagar #TransRightsAreHumanRights dan #WontBeErased sebagai bentuk protesnya.


Serupa dengan Gaga, Caitlyn Jenner juga melayangkan protes secara terbuka melalui akun media sosial miliknya. Menilik bahwa ayah Kendall Jenner dan Kylie Jenner ini juga merupakan seorang transgender sejak tahun 2015 lalu, maka tak heran jika ia begitu vokal menyuarakan rasa kecewanya pada Trump.

"Administrasi Trump dengan ganas menyerang komunitasku lagi. Asalkan Anda tahu, Tuan Presiden, militer adalah badan dengan kaum transgender terbesar di dunia. Memo yang bocor ini adalah serangan yang tidak dapat diterima di komunitasku," jelas Caitlyn. "Kami tidak bisa dihapuskan!" ungkapnya dalam cuitan lain.

Sebelumnya, Trump memang pernah mengunggah cuitan yang mengejutkan publik dan sederet pejabat Pentagon pada tahun 2017 lalu. Ia mengatakan akan membalikkan kebijakan di era mantan Presiden Barack Obama dengan cara mengizinkan para transgender bertugas di militer.

Saat itu sejumlah hakim federal mengeluarkan putusan untuk membatalkan larangan sebelumnya dan Pentagon pun mulai mengizinkan perekrutnya memilih transgender pada pendaftaran Januari lalu.

Namun pada bulan Maret tahun ini, Trump mengeluarkan larangan bagi para transgender berdinas di militer, dengan pengecualian sangat terbatas. Kebijakan ini dikeluarkan Gedung Putih pada 23 Maret lalu lewat sebuah pernyataan resmi.

Pernyataan tersebut berisi bahwa militer akan mempertahankan pasukan dengan sejarah tersendiri atau yang didiagnosis disforia gender (orang-orang yang membutuhkan perawatan medis) akan memberi risiko cukup besar terhadap efektivitas militer.

"Kebijakan baru ini nantinya akan mengharuskan militer menerapkan standar kesehatan mental dan fisik yang lebih mendalam, termasuk bagi semua individu yang ingin bergabung dan berjuang demi terbentuknya kekuatan militer terbaik dari yang pernah ada di dunia," ungkap pernyataan itu.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait