Utang Indonesia Meningkat Hingga Capai Rp4.418 Triliun, Ini Kata Menteri Keuangan Sri Mulyani
Instagram/smindrawati
Nasional

Sri Mulyani menyebut bahwa pemerintah tak ugal-ugalan menggunakan uang yang berkaitan dengan utang negara.

WowKeren - Utang pemerintah Indonesia dikabarkan meningkat. Sampai tahun 2018, utang pemerintah Indonesia telah mencapai Rp4.418,3 triliun. Diketahui, selama era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, utang Indonesia berhasil bertambah sebanyak Rp1.809,6 triliun dari era sebelumnya.

Nominal tersebut menimbulkan sejumlah kekhawatiran. Pasalnya, utang Indonesia dinilai sudah terlalu besar. Namun, kekhawatiran tersebut dibantah oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa nominal utang Indonesia masih tergolong aman. Kendati demikian, pemerintah masih harus terus berhati-hati dan memperkecil defisit.

"Debt to GDP ratio sepengetahuan saya itu 30% enggak tinggi. Tapi kita tidak katakan mau sembrono. Kan enggak juga. Kita harus hati-hati, defisit makin diperkecil," terang Sri Mulyani di Komplek Istana pada Rabu (23/1). "Apakah dengan defisit kemarin Rp1,7 triliun itu besar? Apakah itu berarti pemerintah ugal-ugalan? Ya enggak lah."


Dilansir Detik, pemerintah Indonesia memiliki aturan mengenai batasan aman utang negara. Hal itu diatur dalam UU Keuangan Negara no 17/2003. Pada Pasal 12 ayat (3) bahwa defisit anggaran dimaksud dibatasi maksimal 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan jumlah pinjaman dibatasi maksimal 60% dari PDB.

Sri Mulyani lantas menjelaskan bahwa utang Indonesia ini masih berada di batas aman. Ia juga membandingkan pendapatan dan utang Indonesia dengan negara lain.

"Debt to GDP rasio kita itu 30%, bandingkan dengan negara lain apakah itu mengkhawatirkan? Kan gitu," lanjut Sri Mulyani. "Negara yang sama dengan kita income-nya, negara yang maju, yang lebih miskin, coba saja dibandingkan."

Sri Mulyani menyebutkan, meski utang Indonesia meningkat, hal itu tak menyebabkan kontraksi dalam perekonomian. Menurut wanita yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, peningkatan nominal utang Indonesia akan membuat perekonomian Indonesia tetap terjaga.

"Jadi menurut saya utang tidak dilihat dari sisi nominal saja. Buktinya pertumbuhan ekonomi kita bisa tumbuh di atas 5 persen dengan defisit semakin kecil, bahkan kita menunjukkan primary balance kita hampir nol," terang Sri Mulyani seperti dilansir CNBC. "Itu menggambarkan yang tadinya primary balance direncanakan sampai Rp80 triliun, sekarang hanya Rp1,7 triliun. Jadi ini menggambarkan pemerintah walaupun diberi alokasi oleh UU bisa berutang lebih banyak, tapi kami coba untuk memperkecil kalau penerimaan negara naik dan belanja tetap dibuat efisien."

(wk/silm)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait