Menkeu Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi AS Negatif, Ungkap Dampaknya ke Indonesia
Instagram/smindrawati
Nasional

Di tengah ketidakpastian global saat ini, rupanya membuat perekonomian banyak negara goyah, termasuk negara tujuan ekspor Indonesia. Atas hal ini, Menkeu Sri Mulyani pun membeberkan dampaknya.

WowKeren - Ketidakpastian global yang terjadi saat ini tampaknya juga mempengaruhi kehidupan perekonomian banyak negara, salah satunya Amerika Serikat (AS). Presiden AS Joe Biden sebelumnya juga telah mengakui bahwa negaranya mengalami penurunan Produk Domestik Bruto (PDB).

Meski begitu, Biden mengklaim bahwa perekonomian AS masih tetap kuat. Kini, Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pelemahan ekonomi global, khususnya di negara-negara tujuan ekspor Indonesia seperti AS, Tiongkok (RRT), dan Erop, dinilai juga bisa memicu harga komoditas naik dan inflasi di Tanah Air.

Sri Mulyani kemudian menjelaskan bahwa naiknya inflasi secara global itu mendorong otoritas moneter di berbagai negara melakukan respons kebijakan mengetatkan likuiditas dan meningkatkan suku bunga. Meski begitu, menurutnya, hal ini bisa menyebabkan arus modal keluar.


Sehingga, menurut Sri Mulyani, apabila kenaikan suku bunga dan likuiditas cukup kencang, maka pelemahan ekonomi global pasti terjadi. "Pagi ini saya membaca berita, Amerika neagtif growth kuartal II teknik masuk resesi," ujar Sri Mulyani pada acara seremoni Dies Natalis VII Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, Jumat (29/7).

"RRT seminggu yang lalu keluar dengan growth kuartal II yang nyaris nol. Apa hubungannya dengan kita? Amerika, RRT, dan Eropa adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia," lanjut Sri Mulyani.

Sri Mulyani lantas mengatakan apabila negara-negara tersebut melemah, maka permintaan terhadap ekspor akan menurun, hingga akhirnya membuat harga komoditas juga turun. Meski sebelumnya Kemenkeu mengatakan bahwa APBN hingga Juni surplus, namun mengingat situasi masih diselimuti ketidakpastian dan dinamis, maka tidak boleh jumawa.

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan bahwa berbagai kemungkinan di tengah ketidakpastian global akan terjadi, seperti kenaikan suku bunga capital outflow di seluruh negara berkembang dan emerging, termasuk Indonesia, dan ini dinilai bisa mempengaruhi suku bunga, nilai tukar, dan inflasi di Indonesia.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait