Psikolog Minta KPI Tegas Awasi TV Usai Terjadi Pembunuhan Karena Terinspirasi Dari Sinetron
TV

Seorang psikolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta meminta KPI tegas dalam mengawasi tayangan di televisi usai terjadi pembunuhan yang dilakukan karena terinspirasi dari sinetron.

WowKeren - Belum lama ini ramai pemberitaan tentang pembunuhan seorang wanita bernama Aulia Kesuma (AK) kepada suami dan anak tirinya. Mirisnya lagi, AK mengaku melakukan perbuatan keji tersebut lantaran terinspirasi dari sinetron yang tayang di TV.

Dilansir Kompas.com, mulanya AK menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung. Selain pembunuhan, AK juga menjadi otak pembakaran jasad suami dan anak tirinya di dalam mobil.

AK mengaku awalnya tidak berencana membakar mayat suami dan anak tirinya. Namun karena panik dan terlalu banyak menonton sinetron, pada akhirnya Aulia tak menyangka mobil akan meledak saat ia menghidupkan api kecil dan mendorong mobil tersebut ke jurang.

Menanggapi hal ini, seorang psikolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bernama Hening Widyastuti mengungkapkan mulanya sinetron dibuat untuk menghibur para penonton. Sayangnya sinetron yang berbobot dan memiliki nilai edukatif sangat minim di layar kaca Indonesia.


"Justru lebih cenderung banyak unsur percintaan, kasmaran, keruwetan rumah tangga, percekcokkan, pembunuhan. Semua ini yang pasti banyak unsur kekerasan, baik verbal maupun fisik," kata Hening saat dihubungi pada Rabu (4/9). "Episode demi episode dengan unsur kekerasan yang setiap hari kita lihat akan terekam di otak kita."

Lebih lanjut, Hening lantas menceritakan bagaimana dampak yang terjadi apabila seseorang sering menonton sinetron yang mengandung unsur kekerasan. Yang mana nantinya kekerasan tersebut dapat diterapkan oleh penonton di kehidupan nyata.

"Dikhawatirkan pada kehidupan nyata anak-anak atau orang dewasa, bila sedang menghadapi masalah dan belum ada solusinya mereka akan ambil jalan pintas, mengabaikan logika,” tutur Hening. “Ini terinspirasi oleh adegan-adegan di dalam sinetron kekerasan pembunuhan yang pernah dilihat dan terekam otaknya. Dikhawatirkan menimbulkan pelecehan seksual dan pemerkosaan pada usia dini."

Kendati demikian, Hening meminta KPI bersikap tegas dalam mengawasi tayangan sinetron di TV. "KPI harus bertindak tegas," ucap Hening. "Bila ada masalah, lebih baik dirembuk dari hati ke hati," sambung Hening lagi. "Sebagai contoh berolahraga, mengikuti club seni musik, science, dan lain-lain."

(wk/lail)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait