Kembali Jadi Perbincangan, Dubes Tiongkok Untuk RI Beri Klarifikasi Soal Kondisi Muslim Uighur
CNN
Dunia

Meski dugaan persekusi dan diskriminasi terhadap etnis Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, Tiongkok, telah berlangsung cukup lama, namun isu tersebut kembali ramai diperbincangkan belakangan ini.

WowKeren - Kelompok Muslim Uighur di Tiongkok kini kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Meski dugaan persekusi dan diskriminasi terhadap etnis Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, Tiongkok, telah berlangsung cukup lama, namun isu ini kembali ramai diperbincangkan usai pemain sepak bola dari grup Arsenal, Mezut Ozil, mendoakan Muslim Uighur, di akun media sosialnya.

Selain itu, riset Drone Emprit juga menunjukkan bahwa peningkatan percakapan soal Muslim Uighur di Twitter dalam seminggu terakhir merupakan imbas dari laporan The Wall Street Journal. Laporan tersebut menduga bahwa Tiongkok menggelontorkan dana untuk "membungkam" sejumlah ormas Islam Indonesia terkait kondisi Muslim Uighur.

Menanggapi isu yang berkembang, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian, pun memberikan klarifikasi. Hal ini diungkapkan Xiao Qian kala menemui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pada Selasa (17/12).

Berdasarkan klaim Xiao Qian, tidak benar ada tindakan represif dari pemerintah Tiongkok terhadap kelompok Muslim Uighur. Xiao Qian menyebut bahwa wilayah Xinjiang yang banyak ditempati oleh Muslim Uighur kini masih dalam kondisi aman.


Selain itu, Xiao Qian juga mempersilakan masyarakat Indonesia untuk datang dan melihat secara langsung kondisi Muslim Uighur di Tiongkok saat ini. "Silakan jika ingin berkunjung, beribadah, dan bertemu dengan masyarakat muslim Uighur," tutur Xiao Qian di Bina Graha Kompleks Istana, Jakarta.

Meski demikian, Xiao Qian mengakui adanya persoalan di Xinjiang yang kini tengah ditangani oleh pemerintah Tiongkok. "Persoalan di Xinjiang sama dengan kondisi dunia lain, ini upaya kami memerangi radikalisme dan terorisme," ungkap Xiao Qian.

Sementara itu, Moeldoko sendiri mengaku paham bahwa persoalan di Xinjiang merupakan urusan internal negara Tiongkok. Moeldoko juga menyebut bahwa pemerintah sering kali kesulitan menghadapi hoaks di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

Sebelumnya, pemerintah Tiongkok diduga menahan lebih dari 1 juta etnis minoritas Muslim di sebuah kamp konsentrasi. Laporan penahanan tersebut mencuat usai kelompok Human Rights Watch merilis laporan pada September 2018 lalu.

Pemerintah Tiongkok bahkan dikabarkan melarang kelompok Uighur dan Muslim lainnya yang berada di Xinjiang untuk menjalankan ibadah puasa. Pasalnya, pemerintah Komunis Tiongkok di Xinjiang menanggap wilayah tersebut menjadi daerah di mana kelompok militan separatis tumbuh subur dan memicu kekacauan.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru