Terungkap Ini Saham 'Gorengan' Yang Bikin Jiwasraya Tekor
Nasional

Jiwasraya menanggung kerugian karena telah salah memilih portofolio investasinya. Terungkap, berikut saham 'Gorengan' yang bikin perusahaan asuransi tersebut tekor.

WowKeren - Perusahaan PT Asuransi Jiwasraya kini tengah dilanda defisit hingga merugikan negara hingga puluhan triliun. Terungkap kerugian Jiwasraya ini dipicu lantaran telah salah memilih saham sebagai bagian dari portofolio investasi.

Direktur Utama (Dirut) Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengungkapkan sebelum dirinya menjabat, Jiwasraya telah melakukan investasi secara sembrono. Hexana mengungkapkan jika Jiwasraya telah memilih saham "gorengan" dengan potensi keuntungan yang besar tanpa memerhatikan risiko besar yang ditimbulkan.

Seperti yang diketahui, Jiwasraya telah menanggung utang hingga mencapai Rp49,6 triliun. Padahal, perusahaan asuransi pelat merah ini memiliki aset sekitar Rp25,6 triliun pada kuartal III 2019. Maka, kerugiaan yang mesti ditanggung sekitar Rp13,74 triliun.

Saham "gorengan" sendiri bisa dikenali dari pergerakan harganya yang tidak menentu. Hal ini terlihat dari nilai saham yang harganya melesat tinggi lalu beberapa waktu kemudian turun drastis.

Jika didefinisikan, saham "gorengan" adalah saham dari emiten yang fundamental keuangannya tidak bagus sama sekali dan pergerakan harganya bisa naik secara tiba-tiba. Saham ini dipilih oleh investor semata-mata karena potensi keuntungan yang besar tanpa memerhatikan risiko yang sama besarnya.

Tercatat, Jiwasraya memiliki sejumlah saham-saham "gorengan" yang memicu kerugian. Berikut merupakan tiga saham dalam tubuh Jiwasraya yang dinilai telah memicu defisit yang begitu besar:

1. Saham Inti Agri Resources, Tbk. (IIKP)


Saham IIKP masuk dalam daftar portofolio investasi Jiwasraya yang bikin tekor. Perusahaan ini telah berdiri sejak 16 Maret 1999 dengan kegiatan usahanya di bidang perikanan, perdagangan, dan perkebunan.

Pada 20 Oktober 2002, PT Inti Agri Resources mulai menawarkan saham perdana alias IPO dengan harga Rp450 per lembarnya. Kini saham IIKP dimiliki PT ASABRI (Persero) sebesar 11,58 persen dari total saham beredar, PT Maxima Agro Industri sebesar 6,30 persen, dan masyarakat sebesar 82,12 persen. Harga saham IIKP telah menurun dalam tiga bulan terakhir dengan berada di angka Rp50 per lembar.

2. Saham SMR Utama, Tbk. (SMRU)

Selanjutnya, ada saham SMRU atau saham dari emiten PT SMR Utama, Tbk. Perusahaan ini telah berdiri sejak November 2003 silam dengan menjalankan kegiatan di subsektor pertambangan batu bara (coal mining).

SMR Utama telah menawarkan saham perdana pada 10 Oktober 2011 dengan harga per lembarnya Rp600. Sampai November, harga sahamnya berada di angka Rp50 per lembar. Kini saham SMRU dimiliki oleh PT Trada Alam Minera, Tbk. (TRAM) sebesar 52,30 persen dari total keseluruhan saham, PT ASABRI (Persero) sebesar 6,61 persen, dan masyarakat sebesar 41,08 persen.

3. Saham Alfa Energi Investama, Tbk. (FIRE)

Kemudian ada saham FIRE yang tercatat dimiliki Jiwasraya. Perusahaan ini diketahui telah berdiri sejak 16 Februari 2015 lalu dalam bidang pertambangan batu bara, perdagangan, dan pengangkutan.

Alfa Energi Investama mulai menawarkan sahamnya kepada publik sejak 9 Juni 2017 dengan harga per lembar Rp500. Kini harga per lembar saham FIRE berada di angka Rp1.200-an. Saham perusahaan ini dimiliki oleh Aris Munandar (Direktur Utama) dengan persentase 40,72 persen, PT ASABRI (Persero) sebesar 15,63 persen, masyarakat sebesar 43,65 persen, dan PT Kencana Prima Mulia.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait