Keraton Agung Sejagat Sukses Rekrut Ratusan Warga Dengan Iming-Iming Gaji Dolar
Nasional

Pihak kepolisian mengungkap bahwa setelah para anggota membayar uang pendaftaran, Keraton Agung Sejagat menjanjikan mereka gaji dalam bentuk dolar setiap bulan.

WowKeren - Masyarakat kini tengah dihebohkan dengan kasus Keraton Agung Sejagat yang berlokasi di Purworejo, Jawa Tengah. Pemimpin Keraton Agung Sejagat, Sinuhun Totok Santosa alias Totok Santosa Hadiningrat, mengklaim memiliki kerajaan di Purworejo dengan daerah kekuasaan di seluruh dunia.

Totok sendiri kini telah ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka dengan pasal penipuan. Namun, Keraton Agung Sejagat sudah kepalang memiliki banyak pengikut.

Polisi lantas mengungkapkan bahwa pengikut Keraton Agung Sejagat diwajibkan untuk membayar uang sebesar Rp 3 juta sebagai biaya pendaftaran. Setelah membayar uang pendaftaran, Keraton Agung Sejagat menjanjikan para anggotanya gaji dalam bentuk dolar setiap bulan. Namun, jumlah gaji tersebut tak disebutkan.

Menurut Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna, iming-iming gaji dolar tersebut lah yang membuat masyarakat tergiur untuk mendaftarkan diri. "Mereka sudah merekrut 450 warga. Bukan cuma itu warga diminta bayaran Rp 3 juta dengan iming-iming akan hidup lebih baik dan gaji dolar tiap bulan," jelas Iskandar dilansir CNN Indonesia pada Rabu (15/1).


Iskandar menjelaskan bahwa anggota akan mendapat atribut seragam keraton dengan membayar uang Rp 3 juta tersebut. Pihak kepolisian sendiri kini tengah melakukan penyelidikan dan penggeledahan dokumen keraton yang diduga dimanipulasi.

"Kapolda memerintahkan kepada kami untuk melakukan penyelidikan dan pendalaman," tutur Iskandar. "Saat melakukan penggeledahan ternyata semua dokumen boleh kita sebut dibuat sendiri, identitas dibuat sendiri."

Sementara itu, istri Totok sekaligus ratu Keraton Agung Sejagat, yakni Fanni Aminadia, juga turut diamankan oleh polisi. Pasangan suami istri ini ditangkap petugas gabungan Polres Purworejo dan Polda Jawa Tengah di kediamannya pada Selasa (13/1) petang.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah angkat bicara soal kasus ini. Ia meminta agar dinas terkait termasuk Pemerintah Kabupaten Purworejo untuk menjalin komunikasi dengan pimpinan keraton.

"Sebaiknya kalau ada bicara dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan agar kemudian bisa diketahui," kata Ganjar, Senin (13/1). "Syukur-syukur perguruan tinggi yang bisa mendampingi, sehingga seluruh dokumen, riset kalau ada, baik juga untuk didiskusikan agar itu (keraton) akan bisa teruji secara ilmu pengetahuan."

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru