Luhut Sedih Dirinya dan Prabowo Dibully 'Penakut' Gara-Gara Natuna
Nasional

Lewat curhatan di media sosial, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku kena bully karena mengedepankan diplomasi dalam persoalan dengan Tiongkok di Natuna.

WowKeren - Isu pihak Tiongkok yang memasuki zona ekonomi eksklusif (ZEE) RI di perairan Natuna sempat menjadi bahasan panas beberapa waktu lalu. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, lantas mengungkapkan curhatannya di media sosial terkait isu tersebut.

Lewat akun Facebook resminya yang bercentang biru, Luhut membuat unggahan yang bertajuk "Teori Clausewitz Tentang Perang". Dalam unggahan tersebut, Luhut menjelaskan bahwa perang merupakan pilihan terakhir dan diplomasi damai harus selalu dikedepankan.

"Karena itulah saya termasuk yang sedih ketika ada situasi di Laut China Selatan, belum lama ini ada suara-suara yang mengusung kemungkinan pecah perang antara RI dengan Tiongkok, 'demi kedalauatan NKRI'," tulis Luhut pada Rabu (15/1). "Pemberitaan yang bermula dari informasi di media sosial tersebut kemudian menyulut kemarahan masyarakat karena ketidaklengkapan informasi itu atau ketidakfahaman mengenai beda antara ZEE dan laut teritori nasional."

Selain itu, Luhut juga curhat bahwa dirinya dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terkena bully karena mengedepankan diplomasi di persoalan dengan Tiongkok ini. Luhut mengaku merasa sedih karena ada pihak yang menyebut mereka "penakut".


"Lebih menyedihkan lagi ketika saya dan Menhan RI Prabowo Subianto mengeluarkan pernyataan yang bernada menyejukkan, kami di bully sebagai 'penakut'," lanjut Luhut. "Malah ada koran yang menyindir karir dan korps saya di ketentaraan dulu yang sebenarnya tidak relevan dibandingkan. Saya sedih karena serangan tersebut masuk wilayah pribadi, dan melenceng dari pokok permasalahan."

Lebih lanjut, Luhut menyebut kunjungan Presiden Joko Widodo ke Natuna berhasil menurunkan tensi kedua negara. Jokowi dinilai berhasil menjelaskan dengan nada sejuk bahwa apa yang sesungguhnya terjadi di laut di utara Natuna bukanlah pelanggaran wilayah teritori Indonesia.

"Penjelasan Presiden tersebut efektif menurunkan tensi di dalam negeri tetapi sekaligus memberi isyarat halus kepada negara-negara lain," tutur Luhut. "Menurut saya, ini bagian dari diplomasi yang canggih yang tidak menimbulkan ketersinggungan tapi memunculkan pengertian. Tanpa mengorbankan derajat dan harga diri bangsa."

Di akhir tulisan, Luhut kembali menekankan bahwa Indonesia tak pernah mengorbankan kedaulatannya demi investasi asing. Ia pun meminta agar semua pihak berkaca soal pengamanan perairan ZEE RI.

"Optimisme bahwa perang adalah jalan terakhir juga berlaku ketika ada yang menanyakan kepada saya apakah pertikaian antara Amerika Serikat dan Iran akan menyulutkan pecahnya Perang Dunia 3," pungkas Luhut. "Saya optimis tidak akan terjadi perang karena kedua pihak sadar pentingnya mengedepankan diplomasi tanpa berlanjut menjadi perang."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait