Ditanya Soal Simpang Siur Data Pasien Meninggal COVID-19, Jawaban Pedas Jokowi Jadi Sorotan
Nasional

Najwa Shihab menanyai pendapat Presiden Joko Widodo soal IDI yang menyebut ada ribuan orang meninggal akibat COVID-19, berbeda dengan data pemerintah. Respons pedas Jokowi belakangan banyak disorot.

WowKeren - Presiden Joko Widodo membagikan pandangannya soal pandemi virus Corona yang seolah mulai melumpuhkan Indonesia. Dalam wawancaranya bersama Najwa Shihab di program talkshow "Mata Najwa", beragam pertanyaan perihal penanganan COVID-19 dijawab langsung oleh sang presiden.

Termasuk pertanyaan soal simpang siur data korban jiwa akibat COVID-19. Sebab beberapa waktu lalu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut jumlah pasien meninggal akibat COVID-19 lebih dari data yang diungkap pemerintah, yakni mencapai ribuan.

Jokowi pun memberikan tanggapannya ketika ditanya soal sengkarut data tersebut. Senada dengan pernyataan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto, beberapa waktu lalu, Jokowi pun menegaskan kalau data yang dihimpun pemerintah pusat sudah berkoordinasi dengan semua komponen di lapangan.

"Data yang kita peroleh itu dari daerah, kabupaten, kota, dan provinsi," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu, Rabu (22/4). "Kalau ada yang memiliki data itu, sampaikan ke Gugus Tugas dan Kemenkes, yang seribu itu ada di mana, terkena COVID atau tidak."


Namun Jokowi sungguh menyayangkan IDI yang langsung melempar pernyataan ke publik alih-alih berkoordinasi soal data yang dimiliki dengan pemerintah. Bahkan Jokowi menilai IDI, atau pihak manapun yang ternyata memiliki data lebih akurat namun asal melempar ke masyarakat, justru hanya memperkeruh situasi ketimbang memberi solusi.

"Kalau ada data disampaikan saja. Apa, sih, sulitnya?" kata Jokowi. "Tapi tidak disampaikan ke publik dan justru memperkeruh."

"Jangan memperkeruh suasana dengan hal-hal yang sebetulnya mudah. Sampaikan saja datanya," imbuhnya. "Kalau datanya itu benar pasti di kementerian dan di Gugus Tugas akan memasukkan itu dalam konsolidasi data yang ada."

Sebelumnya Yuri sudah memberikan jawabannya juga perihal perbedaan data dengan IDI tersebut. Menurutnya data yang diungkap ke publik oleh pemerintah merupakan jumlah pasien meninggal COVID-19 yang telah dikonfirmasi positif.

"Kalau data yang bukan COVID juga ada datanya, tapi yang saya umumkan cuma data COVID," kata Yuri pada Minggu (19/4) kemarin. "Kalau semua kematian dijumlahkan ke konfirmasi positif, pasti angkanya tinggi."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait