Remdesivir Disahkan Jadi Obat Darurat Pasien Virus Corona Di AS, Apa Efek Sampingnya?
Dunia

Amerika Serikat (AS) akhirnya mengesahkan pengunaan remdesivir sebagai obat darurat bagi pasien positif virus corona (COVID-19), lantas apa efek samping yang ditimbulkan?

WowKeren - Pemerintah Amerika Serikat (AS) akhirnya memutuskan untuk menggunakan obat remdesivir untuk menangani pasien virus corona (COVID-19) di negaranya. Keputusan ini berdasarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (US Food and Drug Administration/FDA) yang telah mengesahkan penggunaan remdesivir sebagai obat darurat pasien COVID-19.

Dilansir CNN, Komisiaris FDA Stephen Hahn menyampaikan kabar ini setelah melakukan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih. Dalam keterangannya, Hahn mengatakan jika obat remdesivir menjadi pengobatan resmi pertama AS terhadap pasien virus corona.

”Ini adalah kemajuan klinis yang penting setelah menunjukkan penurunan waktu pemulihan secara signifikan,” ujar Hahn seperti dilansir dari CNN, Sabtu (2/5). “Obat ini baik secara statistik untuk pasien dengan COVID-19 dan merupakan pengobatan resmi pertama AS untuk COVID-19.”

Sementara itu, perusahaan biofarmasi yang membuat remdesivir, Gilead Sciences Inc menyambut baik restu yang telah diberikan Presiden Trump terhadap obat ini. Perusahaan ini bahkan siap menyumbangkan sekitar 1,5 juta botol remdesivir kepada rumah sakit di AS.

”Dengan rendah hati, ini menjadi langkah pertama yang penting bagi pasien yang dirawat di rumah sakit. Kami ingin memastikan tidak ada yang menghalangi pasien mendapatkan obat," kata Kepala Eksekutif Gilead Sciences, Daniel O'Day seperti dilansir dari Reuters pada Sabtu (2/5). “Jadi kami membuat keputusan untuk menyumbangkan sekitar 1,5 juta botol (remdesivir).”


Pemerintah AS rupanya telah berpesan pada Perusahaan Gilead agar memprioritaskan distribusi obat remdesivir ke sejumlah rumah sakit di kota yang paling terdampak parah terkena wabah corona. Nantinya, rumah sakit yang diprioritaskan menerima obat ini hanyalah yang memiliki layanan intensif saja.

Gilead sebelumnya telah melakukan uji coba obat remdesivir kepada 397 pasien. Dosis yang diberikan masing-masing 5 hari dan 10 hari kepada pasien rawat inap dengan gejala parah. Hasilnya, 62 persen pasien yang lebih dulu mendapatkan remdesivir bisa pulang dari rumah sakit lebih cepat.

Obat remdesivir sendiri saat ini juga masih dalam uji coba untuk memerangi wabah Ebola. Menurut keterangan FDA, penggunaan obat remdesivir untuk menangani pasien virus corona sendiri masih tidak boleh dilakukan secara sembarangan meskipun telah disahkan.

FDA membatasi penggunaan obat ini terhadap orang dewasa dan anak-anak dengan dugaan atau memiliki penyakit berat yang dikonfirmasi di laboratorium. Diantaranya adalah kadar oksigen darah rendah, kebutuhan akan terapi oksigen, kebutuhan ventilator atau bantuan pernapasan intensif lainnya.

Obat remdesivir juga kemungkinan memiliki efek samping yang kuat. Diantaranya dapat peningkatan kadar enzim hati sehingga menyebabkan peradangan atau kerusakan sel-sel di hati. Selain itu, obat ini juga memiliki efek samping lainnya jika pasien menggunakan infus seperti tekanan darah rendah, mual, muntah, berkeringat dan menggigil.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait