Korban Jiwa Capai 116.854 Orang, Virus Corona Bunuh Lebih Banyak Warga AS Dibanding Perang Dunia I
Reuters
Dunia

Berdasarkan angka yang dirilis oleh Johns Hopkins University, AS juga melaporkan adanya 23.351 kasus COVID-19 baru pada Selasa (16/6), sehingga total pasien corona di negara tersebut mencapai 2.134.973 orang.

WowKeren - Amerika Serikat (AS) melaporkan 740 kasus kematian COVID-19 dalam sehari pada Selasa (16/6). Dengan demikian, total angka kematian akibat COVID-19 di Negeri Paman Sam kini telah mencapai 116.854 jiwa. Adapun angka ini dirilis oleh Johns Hopkins University.

Sementara itu, AS juga melaporkan adanya 23.351 kasus COVID-19 baru pada Selasa (16/6), sehingga total pasien corona di negara tersebut kini mencapai 2.134.973 orang. Hal itu membuat AS tetap menjadi negara dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di dunia.

Melansir AFP, angka kematian akibat COVID-19 di negara tersebut kini telah melampaui jumlah warga AS yang terbunuh dalam Perang Dunia I. Berdasarkan data International Encyclopedia of the First World War, tercatat ada 116.516 tentara AS yang tewas dalam perang tersebut.

Dalam Perang Dunia I yang berlangsung pada 1914-1918, tercatat ada 63.114 orang tentara AS yang tewas karena penyakit. Kala itu, penyakit Flu Spanyol memang tengah mewabah pada 1918.


Kini, AS tengah berperang melawan pandemi corona. Seiring dengan kembali dibukanya berbagai jenis bisnis, AS melaporkan rata-rata tambahan 20 ribu kasus COVID-19 dalam sehari.

Pemerintahan Presiden Donald Trump disebut telah meremehkan risiko virus corona dan hanya berfokus untuk kembali membuka roda perekonomian. Pemerintahan Trump sendiri berkeras tidak akan menutup perekonomian meski gelombang kedua pandemi corona terjadi.

Kini, Trump justru bersiap untuk mengikuti Pemilihan Presiden AS 2020. Ia bahkan tetap akan menggelar kampanye Pilpres di Tulsa, Oklahoma, di tengah parahnya pandemi corona.

Presiden berusia 74 tahun itu bahkan tak menggubris masukan ahli kesehatan dan media Oklahoma soal protokol kesehatan semasa kampanye. Bahkan seakan menantang, Trump ngotot akan mendatangkan hingga 60 ribu pendukung atau hampir tiga kali lipat dari kapasitas gedung pertemuan.

Direktur Departemen Kesehatan Tulsa, Bruce Dart, pun mendesak Trump menunda kampanye tersebut karena berisiko tinggi menjadi klaster baru penularan virus corona. "Saya khawatir dengan kemampuan kami untuk melindungi siapa saja yang menghadiri acara besar di dalam ruangan. dan saya khawatir apakah kami juga bisa memastikan presiden tetap aman juga," kata Dart.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait