COVID-19 Bersifat Airborne, AC Dimatikan Bisa Kurangi Risiko Penyebaran Virus
Pixabay
Health

Penggunaan AC dalam ruangan tertutup dapat meningkatkan risiko penyebaran virus COVID-19. Hal ini diungkapkan oleh seorang peniliti asal Inggris, Shaun Fitzgerald dari Royal Academy of Engineering.

WowKeren - Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui jika virus corona terbukti mampu menyebar melalui udara melalui partikel kecil. Mereka juga meminta agar masyarakat dunia waspada akan penyebaran virus berbahaya tersebut di ruangan tertutup.

Pasalnya, ruang tertutup selalu menggunakan fasilitas AC atau pendingin udara untuk menjaga sirkulasi udara. Namun, perlu diketahui jika AC bisa menjadi media paling cepat bagi virus untuk menyebar.

Peneliti Inggris mengatakan bahwa orang-orang menggunakan AC yang sama berisiko tinggi tertular COVID-19 jika berada dalam satu ruangan dengan orang yang terinfeksi. Namun, hal tersebut bisa dicegah dengan mematikan AC atau membuka jendela.

Dilansir dari Telegraph, terdapat dua jenis AC, yaitu yang mengambil udara dari luar dan mengeluarkannya lagi dan "split unit" mensirkulasi ulang udara yang sama. AC yang tidak memiliki sumber khusus pasokan udara luar ke dalam ruangan, bertanggung jawab untuk sirkulasi ulang dan penyebaran partikel virus yang ada di udara ke orang-orang.

Menurut Shaun Fitzgerald dari Royal Academy of Engineering mengatakan bahwa membuka jendela sambil menyalakan AC mungkin merupakan cara terbaik mengurangi risiko penyebaran. "Jika Anda memiliki AC, strategi yang disarankan sekarang adalah untuk membuka jendela dan mengorbakan keinginan Anda untuk ruangan yang dingin," ujar Fitzgerald kepada Telegraph dilansir Dailymail, Senin (13/7).

"Jika ada sedikit angin, itu akan menggerakkan udara," sambungnya. "Jika Anda tidak dapat membuka jendela, matikan AC."


Pada April lalu, para peneliti menyebut AC menjadi penyebab penyebaran virus Corona kepada setidaknya sembilan orang yang makan di sebuah restoran di Guangzhou, Tiongkok, pada Januari lalu. Sebuah makalah penelitian dalam jurnal Emerging Infectious Diseases menyelidiki insiden tersebut di Guangzhou, di mana sebuah keluarga tiba dari Wuhan, kota yang disebut sebagai tempat dimulainya COVID-19.

Para peneliti mengatakan, satu anggota keluarga telah terinfeksi tanpa gejala dan hampir dua minggu kemudian, pasien bersama sembilan orang lainnya serta dua kelompok lain di meja terdekat di restoran, semuanya terinfeksi virus. Meja yang terkena dampak di restoran berjendela itu sekitar tiga meter satu sama lain.

Para peneliti mengklaim, penyebab paling mungkin dari insiden ini adalah transmisi melalui tetesan. Namun, para ahli mengatakan bahwa tetesan hanya berada di udara untuk waktu yang singkat dan hanya menempuh jarak pendek.

Oleh karena itu, para ahli menyimpulkan, AC kemungkinan menjadi penyebab penyebaran virus lebih lanjut di antara meja yang terkena dampak. Kesimpulan yang dicapai oleh peneliti Inggris tentang pendingin udara, muncul di tengah perdebatan sengit antara para ahli tentang betapa mudahnya virus Corona dapat ditularkan melalui udara.

Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Subandrio juga turut buka suara terkait bahayanya penyebaran virus corona di ruangan tertutup. "Sebenarnya kita harus waspadai," kata Amin, Sabtu (11/7). "Bahwa di dalam ruang tertutup itu risikonya lebih tinggi dibandingkan di ruang terbuka."

Risiko penularan akan diperburuk dengan kondisi ruangan yang tidak memiliki ventilasi cukup. "Dan itu dimungkinkan kalau di dalam ruangan yang sirkulasinya atau ventilasinya buruk," lanjutnya. "Ini yang menjadi problem."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait