Viral Aksi Balap Lari Liar di Pematangsiantar Kala Pandemi, Ini Kata Sosiolog
Nasional

Sosiolog Universitas Udayana Wahyu Budi Nugroho mengungkapkan pendapatnya terkait fenomena balap lari liar di jalanan Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), yang tengah viral di media sosial.

WowKeren - Sebuah video menunjukkan orang-orang sedang lomba lari di jalanan Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), tengah viral di media sosial. Video berdurasi 15 detik itu pertama kali diunggah oleh akun Instagram @kevinjhodys.

Dalam video tersebut terlihat ada dua orang sedang lomba lari di tengah jalan. Orang-orang di sekitarnya terdengar berteriak. Ada juga orang-orang yang terlihat mengatur agar kendaraan lain berhenti dulu karena ada balap lari liar.

Diketahui, peristiwa tersebut terjadi di Jalan Sisingamangaraja, Pematangsiantar, Minggu (9/8) malam. Balap lari tersebut disebut-sebut sebagai olimpik versi lokal dan "lagi tren di Siantar".

"Kebetulan di situ aku cuma nonton," ujarnya. "Sebelumnya sudah pernah lihat, tapi belum ramai kali, karena kan kawan-kawanku juga itu yang lari."

"Biasanya balapnya pakai motor, cuma beberapa minggu ini kan lagi musim-musim razia, polisi di mana-mana, jadi sering dibubarin kan kalau balapan pakai motor," terangnya. "Jadi kayak buat ide yang nyeleneh gitu-lah, balap pakai kaki."


Adanya peristiwa ini, Sosiolog Universitas Udayana Wahyu Budi Nugroho pun mengungkapkan pendapatnya. Pertama, dia menjelaskan fenomena ini sebagai bentuk kejenuhan warga selama di rumah karena pandemi virus Corona.

"Fenomena ini bisa juga wujud ekspresi individu atau kolektif yang memang seperti tadi dikatakan tadi mengalami kejenuhan karena harus terus stay di rumah," ujar Wahyu, Jumat (11/9). "Kemudian, di sisi lain ini menunjukkan bagaimana masyarakat kita itu kekurangan ruang untuk melakukan aktivitas outdoor atau berolahraga."

"Sehingga dampaknya kemudian justru menyasar ke ruang publik yang kemudian pada tempatnya, seperti jalanan, seperti yang terjadi ini balap lari liar dan menciptakan kerumunan yang melanggar protokol kesehatan," sambungnya.

Selain itu, menurut Wahyu fenomena balap lari liar juga dapat dilihat sebagai bentuk ketidakpuasan warga terhadap pemerintah pusat dan daerah. Menurutnya, peraturan pemerintah pusat dan daerah kerap berubah-ubah.

"Mungkin kalimat yang lebih tepat ekspresi ketidakpuasan individu atau kolektif terhadap peraturan-peraturan yang selalu berubah-ubah atau berbeda antara pusat dan daerah atau antara daerah satu dengan daerah lainnya," terangnya.

Di sisi lain, Wahyu menilai tindakan warga yang melakukan balap lari liar sebagai bentuk masa bodoh dengan virus Corona. Warga dinilai tak takut tertular virus Corona.

"Atau bisa juga ini ekspresi atau sikap fatalistik individu atau kolektif yang sudah cenderung masa bodoh terhadap COVID-19, sehingga dia tidak lagi khawatir akan tertular, khawatir dengan lain sebagainya," tandasnya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru