Bukan Pandemi, Ahli Nyatakan COVID-19 Sebagai Sindemi
Reuters/Athit Perawongmetha
Health

Sejumlah ilmuwan di seluruh dunia telah menyebut jika wabah virus corona bukanlah pandemi melainkan sindemi. Ini penjelasan dan perbedaan kedua istilah tersebut.

WowKeren - Sejumlah ilmuwan di dunia meyakini jika wabah virus corona bukanlah sebuah pandemi. Mereka mendeskripsikan wabah COVID-19 yang telah menginfeksi lebih dari 52 juta orang di dunia sebagai sebuah sindemi.

Pemimpin Redaksi jurnal ilmiah The Lancet, Richard Horton menjelaskan sindemi adalah usaha menyatukan sinergi dan pandemi. Ia mengatakan sindemi bisa muncul ketika dua atau lebih penyakit berinteraksi sehingga menyebabkan efek merusak yang lebih besar daripada jumlah korban dari kedua penyakit itu.

Penjelasan itu dinilai sesuai dengan dampak virus corona yang telah menyebabkan kerugian lebih besar dari jumlah korban penyakit itu sendiri. Sebagai contoh adalah COVID-19 menginfeksi orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid), seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung.

Hal tersebut langsung akan menyebabkan komplikasi serius hingga mengancam kehidupan pasien. Horton menggambarkan wabah virus corona SARS-CoV-2 sebagai sebuah sindikat.

Penggambaran tersebut mengacu pada cara interaksi virus corona dengan penyakit tidak menular lain seperti diabetes, kanker, masalah jantung. Bahkan dalam konteks sosial dan lingkungan, COVID-19 juga berinteraksi dengan populasi padat dan kumuh yang menandakan ketimpangan ekonomi.

”Sindemi dicirikan oleh interaksi biologis dan sosial antara kondisi dan keadaan,” jelas Horton seperti dilansir dari The Lancet, Kamis (12/11). “Interaksi yang meningkatkan kerentanan seseorang terhadap bahaya atau memperburuk hasil kesehatannya.”

Istilah serta gagasan seputar sindemi pertama kali ditemukan oleh seorang antropolog medis Amerika, Merrill Singer pada 1990-an. Berdasarkan tulisannya di The Lancet pada 2017, Singer berpendapat bahwa pendekatan sindemi mengungkapkan interaksi biologis dan sosial yang penting untuk prognosis, pengobatan, dan kebijakan kesehatan.

Hal tersebut membuat Horton menyimpulkan wabah virus corona di mata sindemi bisa membuat penanganan secara holistik atau menyeluruh dan komprehensif. Oleh sebab itu untuk mengatasi COVID-19, maka dunia juga ditantang untuk bisa mengatasi segala masalah kesehatan lainnya, seperti hipertensi, obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular dan pernapasan kronis, serta kanker.


Tak hanya itu, wabah virus corona seolah juga mengajak dunia untuk mengatasi masalah kesenjangan sosial. Diantaranya adalah sanitasi buruk, imunisasi minim, dan masalah kekurangan gizi yang bisa meningkatkan penularan dan tingkat kematian COVID-19. “Mendekati COVID-19 sebagai sindemi akan mengundang visi yang lebih besar, yang mencakup pendidikan, pekerjaan, perumahan, pangan, dan lingkungan,” pungkas Horton.

Selain sindemi, berikut merupakan penjelasan dari istilah epidemi, pandemi, dan endemik:

1. Epidemi

Epidemi merupakan penyebaran penyakit menular dengan cepat di suatu wilayah tertentu.

2. Pandemi

Pandemi adalah epidemi yang memengaruhi berbagai penjuru dunia dalam waktu bersamaan. Sebelumnya, virus corona digolongkan dalam kategori ini. Namun, setelah melihat dampaknya yang lebih besar, banyak ahli mengategorikan penyakit ini sebagai sindemi.

3. Endemik

Endemik adalah penyakit menular yang muncul di suatu negara atau wilayah tertentu, secara lebih spesifik dalam rentang waktu tertentu. Biasanya endemik bertahan hingga hitungan tahun. Contohnya adalah cacar air atau malaria.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait