Indonesia Masuk Musim Hujan, Bikin Virus Corona Jadi Makin Cepat Menular?
Pixabay/Kammy27
Health

Epidemiolog Universitas Airlangga dr Windhu Purnomo membeberkan kaitan antara cuaca, dalam hal ini musim penghujan, dengan penularan virus Corona. Seperti apakah?

WowKeren - Musim penghujan mulai terjadi di beberapa negara tropis termasuk Indonesia. Dan seiring dengan masuknya musim penghujan ini, banyak yang mulai mengkhawatirkan timbulnya peningkatan penularan COVID-19 sebagai akibatnya. Namun benarkah kekhawatiran ini?

Pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga Surabaya, dr Windhu Purnomo, memberikan tanggapan soal kecemasan publik tersebut. Ia menegaskan bahwa kekhawatiran virus Corona menjadi lebih mudah menular akibat hujan belum terbukti. Bahkan sampai sekarang tak ada bukti ilmiah yang menunjukkan kaitan antara cuaca dan penyebaran COVID-19.

"Belum ada bukti ya cuaca pengaruhi tingginya kasus COVID-19," tutur Windhu, Rabu (23/12). "Virus ini belum setahun ada di Indonesia, jadi belum bisa kita kaitkan pengaruh cuaca termasuk musim hujan terhadap penularan COVID-19."

"Setidaknya kita harus melewati dua kali musim kemarau dan dua kali musim penghujan untuk mengetahui apakah cuaca berpengaruh terhadap penularan COVID-19," imbuhnya, seperti dilansir dari Basra, jaringan Kumparan. Meski demikian, belum terbuktinya kekhawatiran ini secara ilmiah semestinya membuat publik tidak mengendurkan kewaspadaannya terhadap wabah COVID-19.


Masyarakat harus tetap mengikuti protokol kesehatan secara disiplin. Lagipula memang ada beberapa hubungan tak langsung antara hujan dan potensi penyebaran COVID-19, termasuk bila terjadi banjir.

"Ada kerumunan, belum lagi protokol kesehatan yang tidak diterapkan dengan baik selama di pengungsian (akibat banjir)," kata Windhu. "Tentunya ini akan memicu penularan COVID-19."

Kewaspadaan juga harus ditingkatkan lantaran masa hidup virus kini menjadi lebih panjang. "Virus ini akan lebih cepat mati jika terkena panas, tapi kalau kondisi lingkungan yang dihinggapi virus basah tentunya dia akan bertahan lebih lama," tegasnya.

Kembali Windhu pun mengingatkan publik untuk tetap patuh pada protokol kesehatan yang berlaku. Perilaku seperti tak patuh memakai masker atau berkerumun tanpa jarak lah yang kemudian memicu tingginya kasus COVID-19.

"Sudah tidak ada lagi ya pembatasan, ada kerumunan dimana-mana. Belum lagi pemakaian masker yang tak lagi dilakukan dengan baik. Perilaku yang seperti inilah yang sejatinya memicu tingginya kasus COVID-19," pungkas Windhu.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait