Bagaimana India Bisa Alami 'Tsunami' Corona Hingga Catat Lebih Dari 300.000 Kasus Positif Per Hari?
pixabay.com/Ilustrasi
Dunia

Pada Sabtu (24/4), Kementerian Kesehatan India melaporkan 346.786 kasus positif dalam sehari. Lantas, bagaimana India bisa mengalami 'tsunami' COVID-19 tersebut?

WowKeren - India kini tengah menghadapi lonjakan kasus virus corona (COVID-19) yang sangat tinggi. Bukan lagi gelombang, India bahkan disebut mengalami "tsunami" COVID-19.

Kasus positif COVID-19 harian di India bahkan telah mencapai angka lebih dari 300 ribu selama tiga hari berturut-turut. Pada Sabtu (24/4), Kementerian Kesehatan India melaporkan 346.786 kasus positif dalam sehari. Lantas, bagaimana India bisa mengalami "tsunami" COVID-19 tersebut?

Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India, K. Srinath Reddy, menyatakan bahwa negaranya lengah usai berasumsi pandemi COVID-19 berakhir pada Januari 2021 lalu. Diketahui, kasus COVID-19 India sempat mengalami penurunan pada September 2020 hingga pertengahan Februari 2021 lalu.

Pemerintah India yang dipimpin oleh Perdana Menteri Narendra Modi disebut mengabaikan peringatan gelombang kedua COVID-19 dengan adanya penurunan kasus tersebut. Padahal media melaporkan bahwa varian COVID-19 baru telah teridentifikasi di India sejak Januari lalu.

"Kami terus memperingatkan bahwa pandemi belum berakhir tetapi tidak ada yang mendengarkan," tutur Rakesh Mishra, ilmuwan utama senior dan Direktur Pusat Biologi Seluler dan Molekuler yang berbasis di Hyderabad, dikutip dari National Geographic pada Sabtu (24/4). Pasca gelombang pertama COVID-19, tutur Mishra, sistem kesehatan India kembali menangani keadaan darurat medis lain yang sempat terabaikan. Fasilitas khusus COVID-19 juga dikembalikan ke fungsi sebelumnya.


Kemudian pada bulan Maret 2021, Menteri Kesehatan India menyatakan bahwa negara mereka telah berada di "permainan akhir" pandemi COVID-19 sebagai justifikasi pemerintah untuk mengeksport sumber daya medis ke negara lain. Sebagai informasi, India meningkatkan ekspor oksigen ke negara lain hingga 734 persen pada Januari 2021 lalu.

Namun semua berubah kala India mencatat lonjakan kasus positif COVID-19 mulai pertengahan April 2021 lalu. Kala itu, India mencatatkan lebih dari 200 ribu kasus positif per hari. Sekarang, rumah sakit di India mulai kehabisan oksigen.

Pada 23 April, media India melaporkan bahwa 25 pasien COVID-19 yang sakit kritis meninggal karena kekurangan oksigen di sebuah rumah sakit pemerintah di Delhi. "Lonjakan itu mengejutkan kami dan sistem (kesehatan) sekarang benar-benar kewalahan," lanjut Mishra.

Gelombang kedua COVID-19 India ini dikait-kaitkan dengan varian B117 yang pertama kali ditemukan di Inggris. Selain itu, ada pula varian yang tumbuh di dalam negeri, yang disebut B.1.617, dengan dua mutasi yang mengkhawatirkan.

Selain varian baru, euforia vaksinasi juga diduga menjadi salah satu penyebab lonjakan COVID-19. Satu tahun yang dijalani dengan kelelahan akibat pandemi menimbulkan euforia keliru atas kekebalan berkelompok alias herd immunity ketika kasus mulai menurun pada Januari.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait