Kemenkes Beri Nilai E untuk Pengendalian COVID-19 di Jakarta, Apa Alasannya?
Pixabay/Gerd Altmann
Nasional

Kemenkes menerapkan sejumlah indikator penilaian pengendalian wabah COVID-19 di setiap daerah Indonesia, dan hasilnya DKI Jakarta menjadi salah satu yang terburuk dengan nilai E.

WowKeren - Kementerian Kesehatan ternyata memiliki parameter penilaian terhadap pengendalian wabah COVID-19 di setiap daerah. Dan salah satu daerah yang menjadi sorotan karena penilaian yang cukup buruk adalah DKI Jakarta.

Hal ini seperti disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono pada Kamis (27/5). Kemenkes rupanya memberikan nilai E kepada Ibu Kota dari segi pengendalian wabah COVID-19 pada pekan epidemiologi ke-20 atau 16-22 Mei 2021.

Penilaian ini, dijelaskan Dante, didasarkan pada beberapa parameter. Seperti tingkat laju penularan dan kapasitas respons layanan kesehatan di setiap darah.

"Ada beberapa daerah yang masuk ke kategori D, ada yang masuk kategori E seperti Jakarta," tutur Dante, dikutip dari Antara. "Tetapi ada juga yang masih di C, artinya tidak terlalu (tinggi) bed occupation rate dan pengendalian provinsinya masih baik."


Masih di kesempatan yang sama, yakni di rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Dante juga menyoroti alasan lain yang menjadi alasan pemberian nilai E itu. Yakni bahwa pemerintah DKI Jakarta menunjukkan kapasitas respons yang paling buruk jika dibandingkan dengan daerah lain.

"Atas rekomendasi tersebut, masih banyak yang dalam kondisi terkendali, kecuali DKI Jakarta ini kapasitasnya E," terang Dante. "Karena di DKI Jakarta bed occupation rate (keterisiannya) sudah mulai meningkat dan kasus tracing-nya juga tidak terlalu baik."

Sebelumnya Wamenkes Dante juga mengungkap temuan kenaikan kasus positif COVID-19 Indonesia dalam 2 pekan terakhir yang sudah mencapai 38 persen. Selain itu, tingkat kematian COVID-19 di Indonesia pun sudah melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sedangkan tingkat keterisian RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Pusat pun ternyata meningkat sampai hampir 12 persen hanya dalam rentang 10 hari. Kendati demikian, Dante mengingatkan bahwa Indonesia belum mencapai puncak penyebaran wabah COVID-19 pasca libur Lebaran. Dante menduga puncak baru tercapai dalam 7-8 pekan pasca libur, atau sekitar bulan Juni mendatag.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait