Palestina Soal Koalisi yang Ingin Gulingkan Netanyahu: Tak Ada Bedanya
AP Photo/Sebastian Scheiner
Dunia

Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza yang terkepung, mengatakan tidak ada bedanya terkait siapa yang memerintah Israel terutama menyangkut kebijakan ekspansionisme.

WowKeren - Banyak warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza bersikap skeptis terhadap perubahan pada pemerintahan Israel. Menurut mereka pemimpin nasionalis yang akan menggantikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kemungkinan akan mengejar agenda sayap kanan yang sama.

Naftali Bennett, mantan kepala organisasi pemukim utama Tepi Barat Israel dan sekaligus mantan sekutu Netanyahu, akan menjadi pemimpin baru negara itu di bawah koalisi baru. Pemimpin oposisi dan sentris Yair Lapid dari Yesh Atid dan Bennett menyatakan pada Rabu (2/6) malam bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintahan baru guna menggulingkan Netanyahu.

Bassem al-Salhi, perwakilan dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan penunjukan perdana menteri itu tidak kalah ekstremnya dari Netanyahu. Bennett telah menjadi pendukung kuat untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang direbut dan diduduki Israel dalam perang 1967.


Namun, dalam beberapa hari terakhir Bennett tampaknya mengusulkan kelanjutan status quo, dengan beberapa pelonggaran kondisi bagi warga Palestina. "Pemikiran saya dalam konteks ini adalah untuk mengecilkan konflik. Kami tidak akan menyelesaikannya. Tetapi di mana pun kami dapat (memperbaiki kondisi) kami akan melakukannya," ujarnya.

Sementara itu, Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza yang terkepung, mengatakan tidak ada bedanya terkait siapa yang memerintah Israel. "Palestina telah melihat lusinan pemerintah Israel sepanjang sejarah, kanan, kiri, tengah, begitu mereka menyebutnya. Tetapi mereka semua menjadi musuh ketika menyangkut hak-hak rakyat Palestina dan mereka semua memiliki kebijakan ekspansionisme yang tidak bersahabat," kata juru bicara Hazem Qassem.

Sami Abou Shehadeh, pemimpin Partai Balad nasionalis Palestina, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa masalahnya bukan pada "kepribadian" Netanyahu tetapi lebih kepada kebijakan Israel. Ahmed Rezik, seorang pekerja pemerintah di Gaza juga memiliki pandangan serupa.

"Tidak ada perbedaan antara satu pemimpin Israel dan yang lain," kata Ahmed kepada Reuters. "Mereka baik atau buruk bagi bangsa mereka. Dan ketika itu mengenai kami, mereka semua jahat, dan mereka semua menolak untuk memberikan hak orang-orang Palestina."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait