Korban Gelombang Panas AS-Kanada Capai Ratusan Orang, Ada yang Ditemukan Tewas Sendirian di Rumah
Dunia

Di Kanada, Lisa Lapointe selaku kepala koroner British Columbia mengaku telah menerima setidaknya 486 laporan 'kematian mendadak dan tak terduga' dalam periode Jumat (25/6) hingga Rabu (30/6).

WowKeren - Gelombang panas diyakini telah memakan ratusan korban jiwa di sejumlah wilayah Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Melansir Associated Press, banyak di antaranya yang ditemukan tewas sendirian di dalam rumah tanpa AC atau kipas angin.

Adapun gelombang panas yang "memecahkan rekor" telah diperingatkan untuk wilayah Pascific Northwest dan Kanada barat sejak akhir pekan lalu. Peringatan panas yang berlebihan juga teteap berlaku untuk beberapa bagian barat laut bagian dalam dan barat Kanada hingga Kamis (1/7). Pihak otoritas setempat bahkan telah melakukan sejumlah upaya penanganan seperti mendirikan pusat pendinginan hingga membagikan air kepada tunawisma.

Di Kanada, Lisa Lapointe selaku kepala koroner British Columbia menyatakan bahwa kantornya telah menerima setidaknya 486 laporan "kematian mendadak dan tak terduga" dalam periode Jumat (25/6) hingga Rabu (30/6) sore. Padahal biasanya, tutur Lapointe, provinsi tersebut hanya mencatat sekitar 165 kematian dalam periode lima hari. Menurutnya, masih terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti berapa banyak kematian yang terkait dengan gelombang panas, namun kemungkinan sebagian besar kematian tersebut memang disebabkan oleh panas.

Sementara itu, pemeriksa medis negara bagian Oregon mengungkapkan korban tewas di wilayah tersebut mencapai 79 orang per Kamis (1/7). Sebagian besar terjadi di Multnomah County, yang meliputi Portland.


Di Multnomah County, rata-rata usia korban mencapai 67 tahun, korban tertua bahkan berusia 97 tahun. Pejabat Kesehatan Jennifer Vines menyatakan bahwa pihak otoritas setempat telah berupaya untuk menghadapi gelombang panas, salah satunya dengan mengubah sembilan perpustakaan lokal menjadi pusat pendinginan.

Namun upaya tersebut dinilai masih tidak cukup. "Sungguh menyedihkan melihat angka-angka awal (kematian) ini keluar," tutur Vines.

Salah satu korban adalah seorang buruh tani yang pingsan pada Sabtu (26/6) dan ditemukan di sebuah pembibitan di pedesaan St. Paul, Oregon. Kala itu, para pekerja memindahkan saluran irigasi.

Reyna Lopez selaku direktur eksekutif serikat pekerja pertanian barat laut, yang dikenal dengan inisial bahasa Spanyol, PCUN, menyebut kasus kematian buruh tani tersebut "memalukan". Ia menyalahkan organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Oregon (Oregon OSHA) karena tidak mengadopsi aturan darurat menjelang gelombang panas, dan pembibitan.

Sedangkan otoritas negara bagian Washington telah mengaitkan lebih dari 20 kasus kematian dengan gelombang panas. Namun pihak otoritas mengatakan jumlah tersebut kemungkinan masih akan meningkat.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait