WHO 'Murka' Banyak Negara Mulai Vaksin COVID-19 Booster: Belum Perlu
Pixabay
Dunia

Beberapa negara berencana menyuntikkan dosis ketiga alias booster vaksin COVID-19 ketika WHO menegaskan masih banyak negara lain yang bahkan tidak bisa mengakses dosis pertama dan kedua.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti perkara distribusi vaksinasi COVID-19 yang tidak merata di seluruh dunia. Dan situasi tersebut, menurut WHO, diperburuk dengan sikap sejumlah negara yang hendak melakukan penyuntikan dosis ketiga alias booster sementara masih banyak negara lain yang bahkan tidak bisa mengakses vaksin dosis pertama.

Dalam konferensi persnya Senin (12/7) kemarin, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkap angka kematian COVID-19 kini kembali meningkat, dengan virus Corona varian Delta menjadi yang dominan menyebar. Sementara itu masih banyak pula negara yang tenaga kesehatannya bahkan belum menerima suntikan dosis pertama vaksin COVID-19.

"Jarak antara suplai vaksin COVID-19 secara global sangat tidak merata. Beberapa negara saat ini sudah memesan jutaan dosis booster bahkan sebelum beberapa negara lain memiliki suplai untuk memvaksin tenaga kesehatan dan kelompok rentan mereka," ujar Tedros, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (13/7).

Sebagai contoh, Pfizer dan Moderna yang menarget penyediaan vaksin booster untuk negara-negara dengan tingkat vaksinasi COVID-19 yang tinggi. "(Padahal) prioritas saat ini adalah memvaksinasi mereka yang membutuhkan proteksi namun belum mendapatkannya," tegas Tedros.


"Coba saya tanya, siapa yang tega meletakkan pemadam kebakaran di garda terdepan tanpa perlindungan? Siapa yang paling rentan terbakar di tengah pandemi COVID-19?" sambungnya. "Pekerja kesehatan di garda terdepan, orang tua, dan kelompok rentan lainnya."

Padahal menurut Kepala Peneliti WHO, Soumya Swaminathan, saat ini belum ada badan kesehatan global yang berhasil menunjukkan bukti ilmiah akan pentingnya vaksin dosis ketiga alias booster. Mungkin memang nanti akan diperlukan, namun tidak untuk saat ini.

"Semua harus berdasarkan bukti ilmiah dan data," tutur Swaminathan. "Dan sampai saat ini tidak ada satu pun badan yang mendeklarasikan vaksinnya untuk dosis booster."

Kepala Program Kedaruratan WHO Mike Ryan juga menyindir negara-negara yang tega memberikan dosis booster ketika masih banyak yang bahkan belum bisa mengakses vaksin. "Kita akan melihat (negara itu) dengan marah, dan mereka akan melihat kita dengan rasa malu," katanya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait