Polisi Tangkap Pejabat Keamanan Atas Kasus Pembunuhan Presiden Haiti
AFP/Timothy A. Clary
Dunia

Sebelumnya, polisi telah berhasil meringkus puluhan tersangka atas kasus penembakan Presiden Haiti hingga tewas. Baru-baru ini, pihaknya kembali meringkus salah seorang tersangka.

WowKeren - Beberapa waktu yang lalu, Presiden Haiti Jovenel Moise ditemukan tewas tertembak di kediamannya. Penembakan ini diduga dilatar belakangi oleh pergolakan politik yang terjadi di Haiti.

Sebelumnya, otoritas Haiti mengumumkan bahwa telah menangkap dalang dibalik kasus pembunuhan tersebut. Adapun pelaku yang ditangkap itu disebut masih ada kaitannya dengan Amerika Serikat (AS).

Namun, baru-baru ini, pihak berwenang Haiti, kembali menangkap seorang pejabat tinggi yang menduduki posisi koordinator keamanan umum ketika Jovenel dibunuh. Hal ini diungkapkan oleh pengacara kepada The Associated Press pada Senin (26/7).

Pejabat keamanan itu diketahui bernama Jean Laguel Civil. Jean merupakan tersangka baru yang ditangkap oleh polisi Haiti dalam kasus pembunuhan terhadap Jovenel. Sebelumnya, polisi telah berhasil meringkus puluhan tersangka lainnya saat melakukan penyelidikan.

Sementara itu, pengacara sipil Reynold Georges mengatakan bahwa penangkapan tehadap kliennya itu bermotif politik. Menurutnya, dakwaan yang ditujukan kepada Jean itu belum jelas.


Penangkapan tersebut terjadi saat ribuan massa menggelar aksi untuk memperingati dan mengenang kematian Jovenel. Dalam peringatan itu, massa juga meminta agar para pelaku dan pihak yang terlibat dalam kasus pembunuhan segera ditangkap.

Massa aksi demo itu menyoraki nama Jimmy Cherizier selaku mantan perwira polisi dan sekarang menjadi pimpinan G9. G9 ini merupakan sebuah federasi di mana yang disalahkan masyarakat atas kejadian penembakan terhadap Presiden Haiti itu. Selain itu, G9 juga disalahkan atas lonjakan kekerasan dan penculikan dalam beberapa bulan terakhir.

Saat didemo oleh masyarakat, Cherizier mengatakan bahwa seluruh pihak harus menunggu perintah darinya untuk menanggapi kasus pembunuhan Jovenel. "Semua orang harus menunggu perintah saya sebelum kami menanggapi pembunuhan Jovenel," tuturnya.

Di sisi lain, polisi menilai bahwa Cherizier dan kelompoknya menjadi dalang di balik terjadinya pembantaian baru-baru ini. Adapun pembantaian itu menargetkan para warga sipil yang tinggal di komunitas kelompok lain.

Seperti yang diketahui, Jovenel tertembak beberapa kali saat ada penyerangan di kediamannya pada 7 Juli lalu. Kemudian, istrinya juga mengalami luka parah akibat serangan tersebut. Sejauh ini, polisi telah berhasil menangkap sekitar 26 orang, dan masih akan mencari tersangka lainnya.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait