Sudah Ditangkap, Terduga Dalang Pembunuhan Presiden Haiti Ternyata Terkait AS?
Twitter/moisejovenel
Dunia

Dalam konferensi persnya, Kepala Kepolisian Haiti mengungkap pihaknya telah menangkap seorang dokter berbasis di Florida, AS yang disebut ingin merebut kekuasaan Jovenel Moise.

WowKeren - Penembakan keji yang menewaskan Presiden Haiti Jovenel Moise masih menjadi sorotan dunia. Bahkan sang istri, Martine Moise, sempat menuturkan detik-detik penembakan yang menewaskan suaminya tersebut lewat sebuah pesan suara.

Dan pada Minggu (11/7) kemarin, otoritas Haiti mengumumkan penangkapan terduga dalang penembakan Presiden Jovenel Moise. Yang mengejutkan, terduga dalang penembakan ini rupanya masih terkait dengan Amerika Serikat.

Kepala Kepolisian Haiti, Leon Charles mengungkap pihaknya telah menangkap seorang dokter berdomisili di Florida, AS, atas nama Christian Emmanuel Sanon (63). Kepolisian Haiti mengungkap, Sanon memiliki motif politik di balik aksi kejamnya tersebut.

Sanon dilaporkan tiba di Haiti dengan pesawat pribadi pada bulan Juni 2021 kemarin. Setelah itu Sanon menghubungi perusahaan keamanan Venezuela yang berbasis di AS untuk merekrut sejumlah orang untuk mengeksekusi rencananya membunuh Presiden Jovenel Moise. Kepolisian Haiti menduga Sanon tega menghabisi nyawa Moise karena faktor ingin menduduki kursi Presiden Haiti.


Sebagai bukti keterlibatannya, polisi menyebut Sanon ditelepon oleh salah seorang terduga pelaku yang sudah terlebih dahulu diringkus. Polisi juga menemukan 20 kotak peluru, 24 bidang penembakan tak terpakai, empat plat izin Republik Dominika, dua kendaraan, serta beberapa alat bukti lain.

Di sisi lain, Haiti sempat meminta bantuan kepada AS terkait dengan situasi keamanan pasca kematian Presiden Jovenel Moise. Meski demikian, AS dilaporkan hanya akan mengirimkan investigator federal (FBI) alih-alih sekelompok militer untuk membantu pengamanan Haiti pasca krisis yang terjadi.

Sekretaris Gedung Putih, Jen Psaki, menegaskan bahwa hasil investigasi yang diungkap Haiti selama ini merupakan kesimpulan negara itu sendiri. "Operasi dipimpin oleh otoritas Haiti," tegas Psaki, Jumat (9/7).

Ia juga menambahkan FBI hingga petugas Departemen Keamanan Dalam Negeri akan segera dikirim ke Ibu Kota Haiti, Port-au-Prince. "Sesegera mungkin, segera setelah kita bisa mengakses situasinya dan melihat di mana kami bisa membantu," pungkas Psaki.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait