Panitia Ikut Prihatin Banyak Atlet Olimpiade Tokyo Di-Bully di Media Sosial
Unsplash/Kyle Dias
Dunia

Penyelenggara Olimpiade Jepang mengatakan mereka akan mengambil langkah-langkah yang lebih tegas untuk melindungi martabat para atlet yang semakin menjadi sasaran pelecehan.

WowKeren - Tak sedikit atlet Olimpiade Tokyo yang harus menerima perundungan di media sosial dari para pengguna yang tidak puas dengan penampilan mereka. Hal ini pun turut menyedot perhatian panitia.

Penyelenggara Olimpiade Jepang mengatakan mereka akan mengambil langkah-langkah yang lebih tegas untuk melindungi martabat para atlet yang semakin menjadi sasaran pelecehan dan hinaan di media sosial. Komite Olimpiade Jepang telah mengawasi dengan cermat komentar-komentar kasar yang dibuat secara online terhadap para atlet.

Mereka akan "bekerja sama dengan organisasi terkait sesuai dengan keadaan" untuk mengatasi masalah tersebut, kata seorang perwakilan JOC. Sebab walau bagaimanapun juga, seorang atlet bisa sampai di gelanggang Olimpiade Tokyo juga membutuhkan usaha yang tak mudah selama bertahun-tahun sehingga perilaku merundung mereka tentu saja tidak dapat dimaafkan.


"Perilaku menghina atlet setelah bertahun-tahun berusaha tidak bisa dimaafkan," kata Tsuyoshi Fukui, yang memimpin delegasi Jepang untuk Olimpiade Tokyo. Menurut Fukui, beberapa atlet Olimpiade Jepang mengatakan bahwa mereka telah menerima pesan daring yang tidak menyenangkan dan pelecehan lainnya dari "penggemar".

Daiki Hashimoto misalnya. Atlet berusia 19 tahun tersebut memposting tweet pada 29 Juli, sehari setelah dia memenangkan medali emas di cabang seni individu putra all-around dalam senam. Meski dia mengatakan dia "senang melihat banyak pesan ucapan selamat," dia menambahkan, "Saya juga menerima pesan yang tampak memfitnah di media sosial."

Banyak pencela berpendapat bahwa penilaian yang buruk memungkinkan pesenam Jepang untuk memenangkan kompetisi. Federasi Senam Internasional mengeluarkan pernyataan pada hari yang sama, mengatakan penilaian itu "adil dan akurat."

An San (20), yang telah berhasil menyabet medali emas untuk cabang olahraga panahan juga tak luput dari serangan haters. Gaya rambut An di Olimpiade Tokyo yang dipotong pendek menyerupai laki-laki dan dianggap warganet sebagai bentuk dukungan terhadap aksi feminis. Kirsty Coventry, yang mengepalai Komisi Atlet Komite Olimpiade Internasional, mengatakan pada konferensi pers 29 Juli bahwa beberapa atlet telah mematikan media sosial mereka.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait