'Diburu' di RI, Jepang Malah Setop Pakai 1,63 Juta Dosis Vaksin Moderna Karena Alasan Ini
Dunia

Jepang menangguhkan sementara pemakaian 1,63 juta dosis vaksin Moderna di tengah tingginya lonjakan kasus COVID-19 di negara tersebut. Apa alasan Jepang?

WowKeren - Di beberapa negara, vaksin Moderna yang berbasis mRNA banyak diburu karena dianggap lebih efektif menghadapi wabah COVID-19, termasuk Indonesia. Namun baru-baru ini pemerintah Jepang malah menghentikan sementara pemakaian 1,63 juta dosis vaksin Moderna, sebagaimana dikutip dari Kyodo News.

Namun belakangan terungkap 1,63 juta dosis itu disetop oleh Jepang karena ditemukan mengandung bahan-bahan asing yang belum bisa diidentifikasi. Disebutkan bahwa bahan tersebut ditemukan di 39 vial dengan ukuran sekitar beberapa milimeter, namun akhirnya seluruh vaksin yang berada dalam batch produksi yang sama tidak akan digunakan demi keamanan.

Meski demikian, Takada Pharmaceutical Co., yang bertanggung jawab menjual dan mendistribusikan vaksin Moderna mengaku masih menunggu laporan lebih jauh terkait keamanan dari vaksin tersebut. Takeda juga mendesak semua institusi medis untuk tidak menggunakan dosis vaksin yang menunjukkan abnormalitas sekecil apapun.

Takeda mengaku sedang dalam koordinasi dengan perusahaan Moderna yang mengembangkan vaksin tersebut. Takeda juga berjanji akan segera mencari vaksin pengganti dari 1,63 juta dosis yang ditangguhkan sementara tersebut.


Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang menjelaskan kronologi temuan bahan asing di dalam vial-vial vaksin tersebut. Disebutkan laporan soal keberadaan bahan tak dikenali di vaksin Moderna sudah ada sejak 16 Agustus 2021 lalu, yakni dari Perfektur Ibaraki, Saitama, Tokyo, Gifu, dan Aichi.

Laporan tersebut disampaikan oleh Takeda ke Kemenkes Jepang hingga berujung kebijakan menangguhkan sementara pemakaiannya. Vaksin yang bermasalah ini berada di garis produksi yang sama, yakni di Spanyol di bawah 3 nomor seri 3004667, 3004734, dan 3004956.

Penerima vaksin dengan nomor seri tersebut pun diminta lebih waspada terhadap kondisi kesehatannya. Sebab vaksin-vaksin tersebut sudah diedarkan ke 863 pusat vaksinasi di berbagai wilayah negeri.

Kejadian ini menimbulkan polemik tersendiri karena terjadi di tengah lonjakan kasus COVID-19. Bahkan belum lama ini Jepang memutuskan memperluas cakupan status darurat COVID-19, yakni dari 13 menjadi 21 perfektur sampai pertengahan September 2021 mendatang.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait