Kembangkan Vaksin COVID-19 Lokal, Thailand Minta Bantuan FDA Sediakan 'Jalur Cepat' Untuk Uji Lab
pixabay/ilustrasi
Dunia

Sejumlah negara di dunia diketahui tengah mengembangkan vaksin COVID-19 lokal sebagai bentuk kemandirian, salah satunya Thailand. Demi kelangsungan uji lab, pengembang minta bantuan ke FDA.

WowKeren - Pemerintah Thailand saat ini diketahui tengah mengembangkan vaksin COVID-19 lokal. Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya dalam kemandirian menyediakan stok persediaan vaksin COVID-19 sesuai kebutuhan masyarakat Thailand.

Maka dari itu, pengembang vaksin COVID-19 lokal mengatakan bahwa mereka membutuhkan dukungan dari Food and Drug Administration (FDA) untuk menyediakan "jalur cepat" khusus untuk menguji lab mereka sebagai penggunaan darurat. Sementara itu, pemerintah Thailand sendiri telah memberikan anggaran lebih dari satu miliar Baht (sekitar Rp421,8 miliar) pada tahun lalu kepada pengembang potensial.

Kepala Pusat Penelitian Vaksin COVID-19 Universitas Chulalongkorn, Kiat Ruxrungtham yang mengembangkan ChulaCov19 berbasis mRNA itu mengatakan bahwa para pengembang vaksin saat ini berbagi keprihatinan tentang cara menggunakan vaksin yang dikembangnya sepenuhnya. Adapun keprihatinan itu lantaran vaksin yang dikembangkan sepenuhnya ketika jelas bahwa setidaknya 70 persen populasi akan memiliki vaksin dosis penuh, sebelum produknya dipasarkan.


Lebih lanjut, Prof Kiat menuturkan bahwa FDA harus memberikan izin proses ganda untuk melakukan uji coba pada manusia sebagai penggunaan darurat, bersama dengan vaksin penguat. Ia lantas mengungkapkan bahwa sudah banyak negara yang mengembangkan vaksin booster dari basis mRNA dan hasilnya memuaskan.

"Kami akan mempertimbangkan kasus dengan FDA untuk mencapai kesimpulan," terang Prof Kiat dilansir dari Bangkok Post, Kamis (30/9). "Jika ya, kami mungkin melihat tempat untuk menggunakannya untuk vaksin booster."

Di sisi lain, Porntip Wiwatwong selaku Kepala Pengembang HXP-GPOVac yang merupakan vaksin COVID-19 yang tidak aktif dari Organisasi Farmasi Pemerintah (GPO) mendukung gagasan dari Prof Kiat. "Proses saat ini di bawah peraturan FDA akan semakin menunda pengembangan vaksin lokal," tutur Porntip.Prontip menerangkan bahwa gagasan dari Prof Kiat itu akan berguna bagi pengembang vaksin lokal jika FDA dapat memberikan bantuan untuk memprosesnya.

Sebagai informasi, ChulaCov19 dan HXP-GPOVac saat ini telah berada dalam fase kedua uji coba manusia. Kemudian diikuti oleh vaksin berbasis tembakau dari perusahaan rintisan Baiya Phytopharm yang sekarang telah memulai fase pertama uji coba manusia dalam skala kecil.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait