Dokumen Bocor Jelang KTT Iklim Global, Terbongkar Sejumlah Negara Lobi PBB Agar Mengedit Laporan
pixabay.com/Ilustrasi/Aymanejed
Dunia

Negara-negara tersebut menyarankan pengeditan pada bagian-bagian dokumen yang mencakup topik tertentu seperti penghapusan bahan bakar fosil dan produksi daging.

WowKeren - Sejumlah pemimpin global akan mengelar pertemuan akbar untuk membahas perubahan iklim pada konferensi yang akan diselenggarakan di Glasgow mulai 31 Oktober hingga 12 November. Namun semakin dekat gelaran itu terjadi, sebuah dokumen tak terduga bocor ke publik.

Dokumen bocor yang dilihat oleh BBC dan Greenpeace pada Kamis (21/10) mengungkapkan bahwa beberapa negara secara aktif melobi untuk mempermudah isi laporan penilaian iklim yang penting. Negara-negara tersebut menyarankan pengeditan pada bagian-bagian dokumen yang mencakup topik tertentu, seperti penghapusan bahan bakar fosil, penangkapan dan penyimpanan karbon, produksi daging, dan pendanaan iklim secara bertahap.

Pemerintah, perusahaan, hingga akademisi, turut menyoroti draf laporan ilmiah Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang bocor itu. IPCC adalah badan PBB yang menilai ilmu yang tersedia tentang perubahan iklim. Draf laporan Kelompok Kerja III IPCC ini berfokus pada rekomendasi untuk mengatasi perubahan iklim.


Menurut Greenpeace, sebagian besar komentar adalah umpan balik untuk mengedit isi dokumen. Australia misalkan. Greenpeace melaporkan bahwa meskipun menjadi produsen batu bara terbesar kelima di dunia antara 2018 dan 2021, Australia meminta untuk dihapus dari daftar produsen dan konsumen batu bara utama dunia.

Dalam dokumen tersebut, Australia tidak setuju bahwa perlu untuk menutup pembangkit listrik tenaga batu bara, menurut BBC. Australia juga meminta penghapusan analisis yang menjelaskan bahwa perusahaan bahan bakar fosil di Australia telah melemah secara signifikan dalam aksi iklim.

Menurut BBC, sejumlah negara seperti Arab Saudi, Tiongkok, Australia, Jepang, dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), mendukung teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS). Ilmuwan PBB menyimpulkan dalam laporan bahwa dekarbonisasi membutuhkan fokus pada "pergeseran ke sumber nol-karbon dan secara aktif menghapus bahan bakar fosil". Arab Saudi yang merupakan pengekspor minyak terbesar di dunia, meminta agar referensi tentang penghentian penggunaan bahan bakar fosil dihapus.

Lain lagi dengan Brasil dan Argentina. Greenpeace melaporkan kedua negara itu meminta agar bagian dari laporan yang menyarankan pola makan nabati dapat mengatasi pemanasan global dan mengklaim daging sapi sebagai makanan "berkarbon tinggi" dihapus.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait