Presiden Korsel Sebut Akan Terus Berjuang Dalam Misi Perdamaian Dengan Korut
AP/Jung Yeon-je
Dunia

Hubungan antara Korsel dengan Korut hingga saat ini masih belum juga merujuk pada perdamaian. Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Korsel mendorong deklarasi perdamaian Korsel-Korut.

WowKeren - Pada Senin (25/10), Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menyampaikan bahwa pihaknya akan terus berjuang untuk mempromosikan perdamaian dengan Korea Utara (Korut). Adapun upaya ini dilakukannya melalui dialog hingga akhir masa jabatannya pada Mei mendatang, setelah Pyongyang meningkatkan permusuhan dengan dimulainya kembali uji coba senjata yang dinilai sangat provokatif.

Saat meluncurkan serentetan senjata yang baru dikembangkan dalam beberapa pekan terakhir, Korut juga mengecam Washington dan Seoul atas apa yang disebutnya sebagai permusuhan dengan negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un itu. "Tujuan diluncurkannya senjata ini adalah agar para pesaingnya melonggarkan sanksi ekonomi terhadapnya dan menerimanya sebagai negara nuklir yang sah," terang para ahli melansir AP News.

Sementara itu, dalam pidatonya, Moon Jae-In menuturkan bahwa ia akan melakukan upaya sampai akhir untuk membantu tatanan baru perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea didirikan melalui dialog dan diplomasi. Menurutnya, pendukung rekonsiliasi yang lebih besar dengan Korut, pernah bolak-balik antara Pyongyang dan Washington untuk membantu memfasilitasi diplomasi nuklir yang sekarang terhenti antara kedua negara.


Melansir AP News, Pyongyang bersikap dingin terhadap Moon setelah diplomasinya dengan Washington mengalami kegagalan pada awal 2019 lalu, di tengah perselisihan mengenai sanksi. Pada kala itu, Moon "memuji" dirinya sendiri lantaran membuka jalan bagi proses perdamaian di Semenanjung Korea dengan pemimpin Kim Jong Un, serta membantu mengatur pertemuan puncak Korut-AS pertama antara Kim dengan Donald Trump yang menjadi Presiden Amerika Serikat pada tahun 2018.

Meski demikian, Moon juga mengakui bahwa dorongannya untuk perdamaian Korut melalui dialog tetap "tidak lengkap". Seperti yang diketahui, masa jabatan Moon akan berakhir pada Mei mendatang setelah lima tahun memimpin Korsel.

Menjelang masa akhir jabatannya, Moon mendorong deklarasi simbolis untuk mengakhiri Perang Korea 1950-53 yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Berdasarkan laporan dari kantor Moon, saat bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan dalam tur Eropanya, ia dan Paus akan membahas kemungkinan perjalanan Fransiskus ke Korut lantaran telah berulang kali menyatakan harapannya untuk mengunjungi Korut.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait